JAKARTA, BALIPOST.com – Dicabutnya larangan terbang bagi maskapai Indonesia dengan rute Eropa dari Uni Eropa (EU flight ban) diharapkan dapat diikuti dengan datangnya investasi. “Mudah-mudahan pencabutan BAN ini juga diikuti dengan datangnya investasi,” kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi saat jumpa pers Jakarta, Jumat (15/6) malam.

Dalam jumpa pers yang juga dihadir Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi, Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Guerend, dan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Agus Santoso, Menhub mengatakan, dengan EU flight ban resmi dicabut, kata Menteri, membawa kabar gembira bagi beberapa maskapai di Indonesia. Sebab, beberapa maskapai Indonesia tersebut dapat naik kelas. “Ada tiga maskapai itu langsung bintangnya naik. Ada Garuda, Citilink, sama Lion itu kalau nggak salah naik dari bintang tiga jadi bintang tujuh,” jelas Menhub.

Baca juga:  Pandemi, Maskapai Penerbangan Dalam Negeri Terpuruk

Menteri asal Palembang ini juga tak lupa berterima kasih kepada semua stakeholder dan Presiden Joko Widodo yang turut andil dalam capaian yang menggembirakan ini. “Saya terima kasih kepada semua stakeholder. Terima kasih kepada Presiden yang sudah berikan pressure kepada kami untuk menjaga layanan ini dengan baik,” jelas Menteri.

Menhub menambahkan, pencabutan larangan terbang ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri. “Tentunya saya berterima kasih kepada pemangku kepentingan yang telah mengikuti `rule of game yang kita dorong agar `international safety itu dicapai. Ini suatu kebanggaan tersendiri dan memungkinkan mereka memasarkan produknya agar lebih diperhatikan dan laku,” kata Menhub.

Baca juga:  Kemenpar dan KBRI Manila Tebar Pesona di Makati Filipina

Keputusan Uni Eropa untuk mencabut larangan terbang bagi maskapai Indonesia menjadi kesempatan strategis untuk membuka peluang kerja sama lebih luas lagi. “Itu suatu keputusan yang sangat strategis dan menjadi hadiah ulang tahun untuk Indonesia. Dengan larangan itu dicabut, maka kita dapat beberapa penerbangan bintang yang tinggi seperti Garuda Indonesia, Citilink dan Lion Air,” katanya.

Sebelumnya, Uni Eropa telah secara bertahap mengeluarkan beberapa maskapai Indonesia dari “EU Flight Safety List” yakni pada 2009, 2011 dan 2016. Keputusan tersebut dilakukan setelah perwakilan Uni Eropa melakukan kunjungan penilaian atau “assessment visit” ke Indonesia pada 12 – 21 Maret lalu.

Baca juga:  Konsisten, BRI Jadi Penyumbang Deviden Terbesar di 2020

Hasil penilaian menyeluruh tersebut juga dibahas dalam pertemuan Air Safety Committee di Brussel pada 30 Mei lalu,yang dihadiri Pemerintah Indonesia dan tiga maskapai dari Tanah Air yaitu Wings Air, Sriwijaya Air, dan Susi Air.

Sebagai negara dengan potensi industri penerbangan yang sangat besar, keputusan Uni Eropa ini merupakan bentuk kepercayaan terhadap otoritas penerbangan dan maskapai penerbangan Indonesia. Keputusan tersebut juga sejalan dengan opini berbagai badan penerbangan internasional, seperti Flight Aviation Administration (FAA) dan International Civil Aviation Organization (ICAO), yang mencatat upaya perbaikan signifikan yang dilakukan Indonesia. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *