BANGLI, BALIPOST.com – Kreativitas melukis tidak sebatas bisa dituangkan dalam media kanvas. Melukis bisa dituangkan dalam media lainnya salah satunya baju kaos.
Bahkan jika ditekuni, melukis di media baju kaos ternyata bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Seperti yang telah dibuktikan I Ketut Teler, seniman lukis di Banjar Tembuku Kaja, Desa Tembuku, Bangli.
Berawal dari coba-coba memenuhi order lukis ogoh-ogoh di atas media kaos, pria 46 tahun ini kini serius menekuni bisnis penjualan baju lukis. Dari usahanya itu, Teler mampu meraup omzet hingga 10 juta per bulan.
Ditemui belum lama ini, Teler menuturkan dirinya sudah menekuni seni lukis sejak lama. Hanya saja kreativitasnya saat itu ia tuangkan sebatas pada media kanvas.
Dirinya baru mulai mencoba melukis pada media kaos sekitar tahun 2010 lalu. “Awal mulanya karena dulu ada permintaan ke saya. Saya diminta untuk melukis ogoh-ogoh pada baju kaos. Karena hasil karya dirasa bagus, kemudian berkembang dari mulut ke mulut,” ungkapnya.
Sejak saat itulah permintaan melukis pada media kaos terus datang ke dirinya. Karena dirasa menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan, dirinya kemudian mendirikan usaha kaos lukis di wilayah Sukawati, Gianyar. Namun karena harus pulang kampung ke Tembuku, Teler pun mendirikan usaha serupa di desanya.
Selain kaos, Teler selama ini juga melukis pada media kemeja, udeng dan topi. Gambar yang dituangkan dalam kaos, kemeja, udeng maupun topi beragam, mulai dari pemandangan, gambar para dewa, barong, rangda, dan gambaran klasik lainnya. Tak hanya itu, dirinya juga kerap melukis gambar wajah sesuai permintaan.
Pria jebolan ISI tahun 1998 ini mengatakan, untuk menghasilkan baju lukis yang tahan lama dan tak cepat pudar karena dicuci, dirinya menggunakan cat khusus yang diraciknya sendiri.
Karena handmade, produksi baju lukis yang bisa dibuatnya dalam sehari cukup terbatas. Dirinya hanya bisa membuat baju lukis maksimal 4 hingga 5 baju. Itupun dengan dibantu dua orang tenaga lainnya.
Selain membuat baju lukis untuk dipajang di studio usaha miliknya, Teler juga membuat baju lukis sesuai orderan. Permintaan konsumen terhadap baju lukis buatannya cukup bagus. Tak hanya dari konsumen di Bangli namun juga dari luar kabupaten. “Gambar yang banyak permintaannya barong dan rangda,” ujarnya.
Sementara saat momen valentine lalu, dirinya mengaku banyak menerima orderan kaos lukis bergambar wajah yang dipakai para anak muda sebagai hadiah valentine ke pasangannya masing-masing.
Dalam sebulan, dirinya bisa menjual baju lukis sampai 100 buah. Mengenai harga, dikatakan pria dua anak ini, beragam.
Untuk baju lukis buatannya dijual dengan harga kisaran Rp 100-200 ribu, sementara untuk udeng/topi dibanderol Rp 50-80 ribu per buah. Dari usahanya itu, dirinya bisa meraup omzet hingga Rp 8-10 juta per bulan. Teler berencana mengembangkan usahanya dengan menambah ukuran studionya menjadi lebih besar. (Dayu Swasrina/balipost)