bayi
Bayi kembar tiga. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Berobat di luar negeri terkenal mahal. Begitu juga dengan program bayi tabung.

Telah banyak teknologi di bidang kesehatan yang dulunya tidak ada di Indonesia, kini telah ada. Dari segi biayapun bisa lebih murah di Indonesia.

Ketua POGI Bali dr. Putu Doster Mahayasa, Sp.OG (K) mengatakan, kisaran biaya untuk mengikuti program bayi tabung ini adalah Rp 50 juta hingga Rp 70 juta. Sementara di luar negeri biaya yang dikeluarkan lebih dari Rp 100 juta.

Belum lagi  biaya transportasi, dan lainnya. Tak heran program bayi tabung lebih banyak diikuti pasangan dari kalangan menengah ke atas, lantaran biaya yang mahal.

Baca juga:  Dampak Pandemi, Banyak Bayi Alami Gizi Buruk di Nusa Penida

Namun biaya itu pun relatif. Karena biaya terbanyak dikeluarkan untuk membeli obat-obatan yang digunakan pada tahap stimulasi.

Obat yang digunakan adalah obat merangsang hormon untuk menghasilkan minimal 4 atau 5 sel telur. “Obat homron itu mahal. Dosis obat yang digunakan pun  ditentukan oleh usia wanita. Semakin tua umurnya semakin banyak pakai obat, pasti costnya semakin tinggi,” bebernya.

Selain itu, semakin banyak tim yang terlibat biayanya pun semakin tinggi. Biaya yang mahal tersebut belum tentu diiringi tingkat keberhasilan 100 persen.

Berdasarkan teori, hanya 40 persen keberhasilan memiliki anak dari program bayi tabung ini. Sehingga yang mengikuti program bayi tabung ini cenderung kalangan menengah ke atas.

Baca juga:  Informasi Penyitaan Harta Pimpinan KPK di Luar Negari Dipastikan Hoaks

“Belum tentu berhasil karena teknologi itu salah satu cara. Sampai sakarang yang belum terjawab adalah implantasi-implantasi yaitu menempelnya embrio ke dinding rahim. Padahal sebelumnya telur setelah dibuahi hasilnya bagus, tapi setelah dimasukkan ke rahim, kok engga nempel. Sehingga itulah yang menyebabkan tidak terjadi kehamilan. Itu yang belum sepenuhnya bisa terjawab oleh pengetahuan,” ungkapnya.

Sehingga tidak ada jaminan bahwa dengan program bayi tabung bisa memiliki anak. Namun paling tidak, dengan adanya teknologi ini, ada cara lain bagi wanita yang tidak mungkin hamil, bisa hamil.

Teknologi bayi tabung telah lama dikenal di Indonesia. Di Bali mulai dilakukan tahun 2001 yaitu di RSUP Sanglah.

Baca juga:  Pengetatan Jelang Ramadan, Polresta Laksanakan Apel KRYD 2021

Namun sebelum di Bali, teknologi bayi tabung telah dilakukan di Jakarta sekitar tahun 1990-an. Kini di Bali pun telah berkembang di beberapa rumah sakit seperti di RS Prima Medika, BROS, RS Puri Bunda.

Angka pasangan yang sulit hamil jumlahnya cenderung meningkat. Karena berbagai faktor, salah satunya seks pranikah yang demikian bebas. Pada akhirnya organ wanita terganggu.

Wanita yang semakin tua usianya semakin berkurang kesuburannya. Sehingga semakin awal mengetahui kelainan, atau menikah lebih dari setahun belum memiliki keturunan, ia menganjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *