SINGARAJA, BALIPOST.com – Kapal Rescue untuk penyelamatan korban kecelakaan laut mulai diujicobakan di kawasan Pantai Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng, Minggu (17/6). Ujicoba ini dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, setelah beberapa bulan lalu menerima bantuan kapal rescue dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat.
Selain mampu mengangkut 15 penumpang, kapal ini juga memiliki perangkat canggih seperti alat yang bisa melacak keberadaan korban tenggelam di laut dan alat untuk pemecah gelombang. Kapal juga dilengkapi radar dan berbagai alat komunikasi yang mumpuni karena langsung terkoneksi dengan satelit. Teknologi ini memudahkan komunikasi yang mendukung pencarian korban kecelakaan di laut lepas.
Ujicoba disaksikan langsung Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS). BPBD akan kembali melakukan ujicoba lanjutan dalam waktu dekat dengan jarak pelayaran yang lebih jauh.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Made Subur, SH mengatakan, ujicoba kapal rescue menempuh rute sepanjang 4 mil. Saat uj coba, dengan bobot 2,5 Gros Ton (GT) ini dinahkodai Gede Ryan Dahlan (30) pegawai BPBD Buleleng. Ujicoba pengoperasian ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan penting yakni, memastikan mesin dan perangkat pendukunggnya berfungsi dengan baik.
Pertimbangan lain adalah, membiasakan nahkoda kapal yang sudah dipersipakan mengoperasikan kapal, sehingga kalau nantinya terjadi kecelakaan di laut, maka tidak hanya nahkoda siap mengoperasikan, namun semua komponen kapal berfungsi dengan baik dan pencarian atau evekuasi korban kecelakaan di laut pun menjadi maksimal.
Terkait pembangunan dermaga permanen untuk parkir, birkorat asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar ini mengatakan, pihaknya sekarang menunggu bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) PLTGU Pemaron. Kalau permohonan itu disetujui, dananya akan digunakan membangun dermaga khusus kapal rescue.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana (PAS) mengatakan, kapal ini diharapkan bisa maksimal membantu penanganan kecelakaan atau bencana di laut. Kapal ini sangat diperlukan karena daerahnya memiliki pantai paling panjang di Bali yakni 144 kilometer. “Pantai di Buleleng paling panjang, sehingga dengan kapal ini saya yakin penanganan bencana di laut kan lebih optimal dan BPBD tidak “jago” di darat, tetapi juga di laut harus siap,” katanya. (Mudiarta/balipost)