Penumpang naik ke kapal yang akan berangkat ke Nusa Penida. (BP/dok)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Selama libur lebaran, aktivitas penyeberangan dari pelabuhan Tribhuana, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung menuju ke Kepulauan Nusa Penida meningkat signifikan. Kondisi ini membawa berkah bagi buruh angkut dan petani garam.

Salah satunya, Dewa Nyoman Suyasa. Sembari mengahadap ke laut, ia pun berbagi cerita. Pekerjaannya itu sudah dilakoni sejak lima tahun lalu. Setelah berhenti menjadi nelayan. Hasil yang lebih menjanjikan, ditambah bebannya tak terlalu berat menjadi alasan. “Kalau dulu jadi nelayan, hasil tak menentu. Jad beralih ke sini,” tuturnya.

Sejak sepekan lalu, diakui penumpang yang menyeberang meningkat signifikan. Rasa lelah tentu bertambah karena harus bekerja lebih lama. Namun itu tak disesali. Melainkan membuatnya tersenyum merekah. Upah yang diterima bisa lebih besar. Bisa dua kali lipat dari hari biasa. “Untung ada libur panjang. Kami dapat berkah. Lebih menjanjikan dari pada nelayan,” katanya.

Baca juga:  Perbaikan Puluhan Gedung SD Rusak Tak Kunjung Beres, Terparah di Nusa Penida

Pekerjaannya itu dilakoni mulai pukul 06.30 Wita. Saat ramai, baru pulang sekitar pukul 18.00 Wita.

Berkah juga diterima petani garam. Lokasinya hanya beberapa meter di timur pelabuhan. Ni Wayan Kari salah satunya. Diakui, beberapa penumpang ada yang membeli bumbu dapur bercitarasa asin itu. Meski tak begitu banyak, itu menjadi rejeki yang selalu disyukuri. “Ya ada saja yang membeli ke sini. Bisa nambah penghasilan,” ucapnya.

Baca juga:  Dua Caleg di Buleleng Dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat

Harga jual garam untuk kualitas paling bagus dipatok Rp 20 ribu per kilogram. Tidak ada perubahan dari sebelumnya. Itu tergolong layak dengan dengan upah produksi yang masih menggunakan cara tradisional. “Kalau kualitasnya kurang, lebih murah dari itu,” katanya.

Pengawas pelabuhan, Made Suardika mengatakan lonjakan penumpang terjadi sejak 11 Juni lalu, bertepatan awal mulainya libur lebaran. Bahkan, dalam sehari, penyebarangan sempat sampai 30 trip, berlangsung sejak pagi hingga petang. “Penumpang sangat banyak. Sampai nambah trip. Banyak juga pamedek. Mereka khusus sembahyang,” jelasnya.

Baca juga:  Tak Masuk Zona Hijau, Nusa Penida Matangkan Sertifikasi CHSE

Selain keberangkatan, arus balik juga sangat banyak. Di tengah situasi itu, kondisi gelombang masih tergolong baik. “Untungnya ombak dan gelobang normal. Jadinya penyebarangan bisa lancar,” ucapnya.

Kondisi tersebut diperkirakan berlangsung sampai, Rabu (20/6) besok, bertepatan dengan berakhirnya libur. “Rabu kemungkinan masih banyak yang akan balik dari Nusa Penida,” imbuhnya. (Sosiawan/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *