Rangkaian puncak Pujawali diawali dengan prosesi mundut Ida Batara dari Pura Parerepan, Pecatu. (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Bertepatan dengan hari Anggara Kasih Medangsia dalam kalender Bali, Selasa (19/6), di Pura Luhur Uluwatu dilaksanakan Puncak Pujawali. Serangkaian Pujawali ini Ida Batara akan Nyejer selama tiga hari dan akan Kesineb Jumat (22/6) lusa.

Rangkaian puncak Pujawali diawali dengan prosesi mundut Ida Batara dari Pura Parerepan, Pecatu. Prosesi Petirtaan ini dipuput oleh dua sulinggih, yaitu Ida Pedanda Gede Putra Dalem (Griya Dalem Sibang) dan Ida Pedanda Gede Sari Arimbawa (Griya Sari Denpasar)

Patirtan yang berlangsung setiap enam bulan ini, memiliki makna sama dengan hari kelahiran atau kapan Pura dibangun. Tujuan dari Pujawali digelar tentu untuk memohon keselamatan kepad Ida Hyang Widi Wasa atau Ida Ista Dewata yang melinggih di Pura Luhur Uluwatu untuk keselamatan umat di Dunia dan Bali khususnya.

Baca juga:  Tradisi Ngambeng, Ratusan Anak Kunjungi Rumah Warga Kumpulkan Hasil Bumi

Setelah Puja Wali nantinya akan dilakukan Ngayarin oleh masing-masing kecamatan di Badung. Selama Ida Batara nyejer tiga hari, umat yang akan melakukan persembahyangan juga dilayani selama 24 jam oleh paiketan pemangku Desa Pecatu dan kahyangan jagat se- Bali.

Penglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pengempon Pura Uluwatu, I Gusti Ngurah Jaka Pratidnya atau yang sering dipanggil Turah Joko mengimbau kepada pemedek, agar senantiasa tertib saat hendak melakukan persembahyangan.

Tu Rah Joko juga mengharapkan pemedek yang tangkil agar mengikuti aturan yang sudah disiapkan oleh petugas guna mandukung kelancaran prosesi Pujawali. “Saat ini sudah diterapkan penggunaan kartu, sehingga ketertiban umat untuk melakukan persembahyangan bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.

Baca juga:  Pujawali di Pura Uluwatu Digelar 3 Hari, Diawali Ngerumrum Kulit Gede Anyar

Pihaknya juga berharap, bagi para pemedek agar selalu menjaga kebersihan, terutama sampah plastik. Karena di pura Uluwatu yang didukung oleh desa Adat Pecatu, sudah mencanangkan untuk bebas dari sampah plastik.

Hal senada juga disampaikan, Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta. Pihaknya mengimbau kepada krama pemedek agar bisa ikut berperan  menjaga kebersihan dan kesucian kawasan Pura. Seusai melakukan persembahyangan, pemedek diharapkannya agar membawa sisa sarana upakara yang telah terpakai atau membuang pada tempat sampah yang telah disediakan.

Baca juga:  Lifter Banat Lolos PON Susah Payah

Dari pengalaman Pujawali sebelumnya, Kata Sumerta, selama Ida Batara Nyejer, biasanya pemedek akan membludak. Untuk itu pihaknya sangat berharap kepada pemedek agar bersabar dalam menunggu giliran untuk melakukan persembahyangan. Karena nanti akan diatur dengan menggunakan kartu antrean. Untuk penerapan kartu, akan ada sebanyak 300 sampai 350 nomor.

Karena pujawali berbarengan dengan libur nasional, tentunya kujungan ke Uluwatu akan membludak. Untuk itu, pihak Desa Adat Pecatu sudah melakukan koordinasi dengan badan pengelola, serta pemandu wisata demi kenyamanan wisatawan. Karena berkaitan dengan adanya piodalan, tentu akses dari wisatawan akan terbatas. Terkait masalah parkir, nantinya akan disesuaikan dengan kondisi yang ada. (edi kurnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *