Walaupun hujan, Tari Rejang Renteng tetap ditampilkan pada Pujawali Pura Kahyangan Kedaton, Selasa (19/6). (BP/ist)

TABANAN, BALIPOST.com – Sudah menjadi tradisi, kegiatan mapeed, ngrebeg, dan kincang kincung serangkaian Pujawali di Pura Kahyangan Kedaton, Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Tabanan menjadi prosesi yang kerap ditunggu. Bahkan meski Selasa (19/6) diguyur hujan, semangat PKK se-Desa Kukuh ngayah tari Rejang Renteng tetap semangat.

Perbekel Desa Kukuh, I Made Sugianto, mengatakan tradisi mapeed dibagi tiga palet (tahap). Palet pertama dimulai pukul 13.00 Wita dari PKK Banjar Menalun, PKK Banjar Lodalang, PKK Banjar Amerta Sari, dan PKK Banjar Mekar Sari. Dari tiga banjar ini, krama Banjar Lodalang juga ngiringang patapakan barong dan rangda. Palet kedua pukul 14.00 Wita, peed dari PKK Banjar Tengah, PKK Banjar Munggal, PKK Banjar Pande, dan PKK Banjar Tatag.

Baca juga:  Jalur Pariwisata, Jalan Darmawangsa Kutuh Belum Dilengkapi Saluran Drainase

Mapeed ini juga ngiringang patapakan barong landung oleh krama Banjar Munggal dan barong ket dari Banjar Tengah. Palet ketiga pukul 15.00 Wita peed PKK Banjar Tegal, PKK Banjar Denuma, PKK Banjar Batanwani, dan PKK Banjar Dalem Kerti.

Krama Banjar Batanwani dan krama Banjar Tegal ngiringang patapakan barong dan rangda. “Ada duabelas banjar adat, Mapeed dibagi tiga palet karena pujawali di Pura Kahyangan Kedaton harus sudah selesai saat matahari terbenam, karena ada pantangan menggunakan lampu di pura,” ungkap Sugianto.

Baca juga:  Tidak Bisa Ajukan PTSL, Anak Veteran Melapor ke Polda

Dan yang menarik kali ini, untuk persembahan tari rejang renteng pertama kali digelar secara massal. “Pada pujawali yang lalu juga ada persembahan Rejang Renteng dari krama yang dapat nanggap piodalan,” imbuhnya.

Meski diguyur hujan, setidaknya 600 penari tetap semangat ngayah, dan ini mendapat apresiasi pihak aparat desa setempat. Dikatakan, meski pujawali di Pura Kahyangan Kedaton diguyur hujan lebat, beragam tradisi tetap digelar. Mapeed pantang ditiadakan dan para pengayah semangat menjunjung gebogan, nyungsung tapakan barong.

Baca juga:  Hujan dan Angin Kencang Rusak Atap Warung Angkringan

Tradisi ngrebeg yang paling dinanti anak-anak dan orangtua juga digelar di bawah guyuran hujan. Para pemangku tak ketinggalan basah kuyup mamendet dan persembahkan tari Kincang Kincung sebagai pamungkas pujawali. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *