NEGARA, BALIPOST.com – Penanganan jangka pendek abrasi di Lingkungan Jineng Agung, Gilimanuk terhenti sementara. Sejumlah buis yang didatangkan untuk benteng gempuran ombak memang sudah dipasang menggunakan alat berat.

Namun, sejak dua pekan lalu, lantaran alat berat mengalami kerusakan penanganan berhenti sementara. Sedangkan tumpukan karung berisi material (batu dan pasir) yang sebelumnya dipasang berjejer nampak sudah ambruk.

Saat ini alat berat milik Pemkab Jembrana itu masih terparkir di pinggir pantai lantaran belum bisa digunakan. Dari informasi, ratusan buis-buis yang akan dipasang memanjang membentuk benteng ini akan dipasang di titik-titik yang parah, terutama di lokasi akses jalan yang putus.

Baca juga:  Kapolri Kunker ke Bali, Tinjau Isoter hingga Vaksinasi

Sebelumnya, sejumlah pejabat dan anggota DPRD yang meninjau lokasi abrasi di Gilimanuk itu mengungkapkan perlu dilakukan upaya jangka pendek. Salah satunya pemasangan penahan ombak sementara menggunakan tumpukan karung dan buis-buis.

Fraksi PDI Perjuangan turut membantu buis sebanyak 150 buah. Selain itu juga nantinya akan didatangkan batu-batu pecahan berukuran besar untuk memperkuat pertahanan dari gempuran ombak.

Lurah Gilimanuk Gede Wariana Prabawa dikonfirmasi membenarkan alat berat  untuk pemasangan buis itu beberapa pekan ini tidak digunakan karena rusak. Namun proses pemasangan buis tersebut rencananya akan dilanjutkan pada Kamis (21/6) hari ini.

Baca juga:  Gagal Fokus Kawal Tata Ruang

Menunggu perbaikan alat berat yang sebelumnya mengalami kerusakan. “Memang belum dilakukan lagi sudah sejak sebelum Galungan lalu. Meledak selang alat beratnya,” jelasnya.

Upaya menambal dengan buis dan batu pecahan dilakukan di bagian yang bolong. “Ada yang memang sangat parah kita utamakan perbaikan disana,” tambahnya.

Sedangkan untuk jangka panjang, juga sudah diajukan permohonan penanganan abrasi 300 meter terutama di Lingkungan Jineng Agung. Abrasi di Jineng Agung, Gilimanuk belakangan sangat parah.

Baca juga:  Ancaman Sempadan dan Pesisir Bali

Bahkan beberapa rumah warga yang telah menetap puluhan tahun itu mulai hancur tergerus air laut.  Akses jalan di pinggir pantai menuju Pasar juga sudah putus. Bulan lalu, sejumlah rumah di lokasi ini juga terkena dampak hingga hancur. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *