Presiden Joko Widodo meninjau proyek pembangunan runway ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta. (BP/istimewa)

TANGERANG, BALIPOST.com – Presiden Joko Widodo meninjau proyek pembangunan runway ketiga Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Runway ketiga dibangun sebagai salah satu langkah antisipasi untuk mengakomodir peningkatan jumlah penumpang yang diproyeksikan mencapai lebih dari 100 juta penumpang pada tahun 2025 mendatang.

Proyeksi pertumbuhan jumlah penumpang ini juga dibarengi dengan proyeksi pertumbuhan jumlah pergerakan pesawat. Hal ini mengakibatkan perlunya peningkatan sarana dan prasarana bandar udara, baik dari sisi udara maupun sisi darat.

Memiliki tiga runway tentunya akan memberikan manfaat secara langsung kepada Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soetta. Sebagai bandara tersibuk di Tanah Air, runway ketiga diyakini akan mampu menambah jumlah rute dan penerbangan sehingga dapat lebih optimal dalam mendukung pertumbuhan perekonomian dan pariwisata Indonesia.

Baca juga:  Beda Kondisi, Kemenangan Mahathir Diyakini Tak Merembet ke Indonesia

Presdir AP II Muhammad Awalauddin mengatakan, dengan bertambahnya runway Bandara Soetta maka akan berdampak besar bagi perusahaan dan memberikan benefit kepada stakeholder. “Bertambahnya fasilitas sisi udara di Bandara Soetta akan semakin memperkaya pergerakan pesawat yang saat ini sudah padat. Secara operasional tentunya akan memperlancar pergerakan pesawat. Hal ini akan membantu AP II dalam mendukung kelancaran lalu lintas penerbangan. Disamping itu, tentu akan berdampak pada pertumbuhan perekonomian serta pariwisata Indonesia karena rute-rute penerbangan baru akan semakin terbuka,” jelas Awaluddin.

Baca juga:  Presiden Beri Perhatian Khusus ke Papua, Sudah Belasan Kali Dikunjungi

Pengembangan Bandara Soetta khususnya runway ketiga membutuhkan investasi sekitar Rp 2 triliun. Pembangunan runway ketiga juga membutuhkan luas lahan mencapai 216 hektare. Dari kebutuhan lahan tersebut, AP II telah memiliki tanah seluas 42,85 hektare sehingga diperlukan pembebasan tanah seluas 173,19 hektare yang dibiayai dengan dana Penyertaan Modal Negara sebesar Rp 4 triliun.

Pada kesempatan yang sama, Presiden juga memerintahkan Menteri Perhubungan dan Presdir AP II untuk menyiapkan terminal keempat. Hal ini perlu dipersiapkan guna mengantisipasi lonjakan penumpang. “Jadi terminal keempat ini harus segera kita persiapkan. Jangan sampai lonjakan penumpang yang sudah diprediksi meningkat hingga 100 juta penumpang nantinya terabaikan. Kita perkirakan 2020 akan dimulai dan saat ini sedangn dalam proses detil engineering design,” tutup Jokowi.

Baca juga:  Mulai 30 September, Kemenhub Hentikan Izin Operasional Kalstar

Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya bandara yang memiliki daya tampung penumpang terbesar di Indonesia ini maka akan menjadikan Bandara Soetta semakin kompetitif, dimana saat ini Bandara Soetta juga telah dinobatkan sebagai bandara paling terkoneksi di Asia Pasifik dan nomor 7 di dunia. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *