BANYUWANGI, BALIPOST.com – Musibah banjir bandang menerjang Banyuwangi, Jumat (22/6). Sedikitnya 23 rumah rusak akibat amukan alam ini. Satu orang dilaporkan hilang. Selain rumah warga, banjir merusak sejumlah fasilitas umum.
Mulai Kantor UPT PU Pengairan Wilayah, persawahan, kawasan wisata hingga jembatan. Banjir kali ini dipicu hujan lebat yang mengguyur lereng Gunung Raung sejak Kamis (21/6) malam.
Sedikitnya empat kecamatan yang terdampak banjir bandang. Seluruhnya berada di bantaran sungai yang meluap, berhulu di lereng Raung. Kondisi paling parah dialami warga di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.
Empat dusun di desa ini teredam banjir lumpur. Banjir membawa sejumlah material batang pohon. Lalu, menyumbat jembatan Garit.
Imbasnya, air meluap, menerjang perumahan di sekitarnya. Banyaknya batang pohon yang terbawa banjir menerjang perumahan warga. “Data sementara, ada 23 rumah yang rusak, mulai rusak ringan hingga ambruk. Seluruhnya di dekat jembatan yang tersumbat banjir,” kata Camat Singojuruh Mohammad Lutfi di lokasi banjir.
Menurutnya, banjir kali ini yang terparah. Kondisi ini dipicu jembatan yang tersumbat material longsor.
Sementara itu, Kabid Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharam menambahkan, belum ada korban jiwa dalam musibah ini. Namun, satu warga Suwari, dilaporkan hilang. Saat kejadian, pria paruh baya ini diketahui hendak menyelamatkan ternak kerbaunya. “Sampai sekarang masih kita cari. Kandang milik korban ambruk diterjang banjir, ternaknya juga tidak ada,” jelas Eka Muharam.
Lokasi rumah korban persis di samping jembatan yang tersumbat. Sehingga, paling pertama diterjang luapan banjir bandang. Selain merusak rumah, banjir juga meluap ke jalan raya Rogojampi-Jember. Jalan lintas selatan Banyuwangi itu terpaksa ditutup lantaran tertimbun material lumpur.
Eka menjelaskan, tanda-tanda banjir ini sudah dilaporkan sejak, Kamis malam. Karena itu, pihaknya memberikan peringatan siaga kepada warga di sekitar sungai. Banjir besar, kata dia, mulai menerjang sekitar pukul 09.00 WIB. “Warga sudah banyak yang mengevakuasi barang-barang. Tapi, banjir lebih cepat datangnya,” jelasnya.
Menurutnya, banjir serupa sudah pernah terjadi 15 Mei lalu. Namun, kondisi tak separah kali ini. Banjir, lanjutnya, dipicu pergeseran lempengan di lereng Raung. Sehingga, ketika hujan lebat, material dari lereng gunung ikut terbawa air. Hingga pukul 15.00 WIB, debit air sungai Badeng yang meluap ini masih tinggi.
Dua alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsor yang menyumbat jembatan. Warga juga tetap siaga. Sebab, hujan masih mengguyur di kawasan lereng Raung. Mereka khawatir, banjir susulan akan datang lagi. (Budi Wiriyanto/balipost)