Kondisi pasar kumbasari. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Salah satu pasar tradisional di Denpasar masih diminati turis asing. Hasil pantauan Bali Post Jumat (22/6), dari lantai dua hingga 4 hanya terlihat wisatawan asing yang mondar-mandir mencari keperluannya.

Pasar Kumbasari yang merupakan pasar tradisional khusus menjual barang-barang kerajinan itu memang tidak banyak pengunjung siang itu. Namun meski sedikit, pengunjung yang datang justru lebih banyak wisatawan asing.

Ditemui saat itu, Katty (25) wisatawan dari Hawai menuturkan, ia tahu Pasar Kumbasari dari temannya. Bukan kali pertama ia datang ke Bali melainkan sudah 3 kali. Dari teman ia mengetahui Pasar Kumbasari dan pertama kali ia datang ke pasar Kumbasari. “Ya, tempat ini bagus untuk belanja,” ujarnya sambil menunjukkan barang belanjaannya.

Baca juga:  Dibantu Kemendag, Pasar Petang segera Direvitalisasi

Ia membeli tas dan alas memotong. Surya Nadhi (63) pemilik salah satu kios di Pasar Kumbasari merasakan betul perbedaan Pasar Kumbasari yang dulu dan kini. Ia mengaku memang ada penurunan drastis hingga 99 persen. Dulu ia bisa mendapatkan penjualan Rp 75 juta sedangkan sekarang untuk mendapatkan penjualan Rp 100.000 – Rp 150.000 per hari saja sangat susah. Bahkan dulu ia pun bisa mengekspor barang-barang kerajinannya.

Baca juga:  Nihil, Migor Curah di Pasar Tradisional

Menurutnya penurunan kunjungan dan penjualan ini salah satu pengaruh dari adanya toko ritel modern yang khusus menjual barang-barang kerajinan. Toko ritel modern atau pasar oleh-oleh modern bisa memberikan benefit yang lebih menguntungkan kepada guide yang bisa membawa tamu ke toko tersebut. Dibandingkan mereka membawa ke pasar tradisional.

Tak hanya guide yang mendapat tip, sopir pengantar tamu pun diberikan tip. Sementara pasar tradisional tak bisa menjanjikan benefit kepada guide. Sehingga guide pun merasa lebih baik membawa tamu ke toko modern. “Kalau di pasar tradisional, kalau tamunya belanja baru guidenya dapat tip. Kalau di toko oleh-oleh modern, belanja ataupun tidak, guidenya tetap dapat tip,” ungkapnya.

Baca juga:  Program Pendidikan Gubernur Koster Diapresiasi

Selain itu, ia merasa tidak nyaman dengan pembatasan waktu berjualan di Pasar Kumbasari. “Sekarang jam 4 sore sudah tidak boleh parkir, tidak dikasih jualan,” ujarnya.(citta maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *