DENPASAR, BALIPOST.com – Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo memberikan kuliah umum bertemakan “Pemajuan Kesenian Nusantara dalam Menjaga Kebhinekaan dan Persatuan Indonesia” di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Sabtu (23/6). Kehadiran Jokowi disambut riuh tepuk tangan ribuan mahasiswa seni ISI Denpasar dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi lainnya di Bali, serta mahasiswa dari perguruan tinggi seni Tanah Papua yang hadir pada acara kuliah umum tersebut.

Hadir pada pukul 09.05 Wita, Jokowi yang didampingi beberapa Menteri Kabinet Kerja, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmi Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir.

Jokowi yang menggunakan pakaian adat Bali disambut oleh Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar.,M.Hum., sebagai tuan rumah, seluruh Rektor perguruan tinggi seni negeri yang ada di Indonesia, seluruh rektor perguruan tinggi se-Bali dan Plt. Wali Kota Denpasar. Setelah kurang lebih 20 menit memberikan kuliah umum, Jokowi juga sempat menyaksikan beberapa kreativitas seni yang disuguhkan oleh mahasiswa ISI Denpasar.

Diantaranya, melukis bersama, fashion show, seni instalasi kriya, dan lainnya yang diiringi sekaa genjek dari mahasiswa. Kehadiran Jokowi di perguruan tinggi seni ISI Denpasar merupakan cataran baru dalam sejarah Indonesia.

Baca juga:  Selama 72 Tahun, Pertemuan IMF-WB di Bali akan Jadi Terbesar

Presiden Jokowi merupakan presiden kedua yang mengunjungi perguruan tinggi seni negeri ini setelah sebelumnya dilakukan oleh Presiden Sukarno di Akademi Seni Rupa Indonesia pada than 1955 silam. “Kehadiran seorang presiden ke kampus perguruan tinggi seni baru terjadi 2 kali sepanjang sejarah Indonesia. Yang pertama kehadiran Presiden Sukarno di Akademi Seni Rupa Indonesia pada tahun 1955 dan kini bapak Presiden Jokowi hadir di ISI Denpasar,” ujar Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar.,M.Hum.

Lebih lanjut Prof. Sugiartha, mengatakan bahwa sampai saat ini hanya ada 9 perguruan tinggi seni negeri yang ada di tanah air. Tujuh kampus tersebar di kawasan Indonesia bagian Barat, satu di Indonesia bagian Tengah dan satu di Indonesia bagian Timur.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya berharap pemerintahan Jokowi agar membangun perguruan tinggi seni negeri lebih banyak lagi, sehingga merata di setiap daerah. Apalagi dengan adanya perguruan tinggi seni negeri, kesenian dapat diberdayakan untuk kelangsungan hidup kesenian dan budaya tanah air.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi mengatakan, dalam tiga tahun terakhir pihaknya telah menggenjot pembangunan infrastruktur, seperti Trans Papua, Trans Sumatera, Trans Kalimantan, pembangunan Tol Darat, Pembangunan Tol Laut, Airport, dan jalur Kereta Api. Pembangunan infrastruktur ini bukan semata untuk pembangunan infrastruktur fisik dan ekonomi saja, melainkan juga bagian penting dari pembangunan infrastruktur budaya yang akan semakin mempersatukan 714 suku yang ada di Nusantara.

Baca juga:  Enam Ditetapkan Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Setengahnya Aparat Kepolisian

Sehingga, kebudayaan dan kesenian yang ada di masyarakat semakin maju, meningkatkan rasa keadilan rakyat, dan membangun serta membentuk peradaban manusia kedepannya. Di samping juga untuk menghadapi persaingan global yang berkembang dengan pesat diera revolusi industri 4.0. “Untuk menghadapi itu, dibutuhkan kreativitas agra bisa beradaptasi dengan cepat dengan perubahan-perubahan yang ada, yang menghasilkan karya-karya yang mengakar pada kearifan lokal yang sekaligus menjadi pondasi untuk membentuk masa depan yang baru,” ujar Jokowi.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi berharap pendidikan tinggi seni yang ada di Indonesia, termasuk ISI Denpasar untuk menjadi arena pembentukan semangat hidup yang mendorong kemajuan dan menjadi tempat berseminya kreativitas yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang kreatif. Apalagi, seni merupakan dunai kreatif yang tidak menoton yang berakar sekaligus beradaptasi dengan perubahan dunia yang sangat cepat. “Di Indonesia, khususnya di Bali saya bangga, saya apresiasi melihat tumbuh dan berkembangnya kewirausahaan yang kreatif yang berbasis pada sastra, pada seni, pada budaya,” ujarnya.

Baca juga:  Dua Hari Berturut-turut, Denpasar Laporkan Tambahan Korban Jiwa COVID-19

Ia yakin dengan modal budaya yang dimiliki dan diikuti oleh proses kreativitas yang tinggi menjadi pondasi yang kuat untuk mengembangkan dan memajukan ekonomi kreatif. “Apalagi, sering saya katakan bahwa kekayaan bangsa kita bukan lagi sumber daya alam, tapi karena kita memiliki kekayaan yang sungguh luar biasa, yaitu modal seni budaya. DNA kita adalah seni dan budaya. DNA kita adalah seni dan budaya,” tegas Jokowi disambut riuh tepak tangan mahasiswa.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi berpesan kepada seluruh civitas akademika ISI Denpasar dan seluruh civitas pendidikan tinggi seni di Indonesia agar dalam perjalanannya bisa menghasilkan karya-karya seni dan berpegang teguh pada semangat hidup, semangat juang untuk meraih kemajuan, serta bisa menemukan kekayaan dan keragaman budaya lokal Indonesia untuk mengembangkan kewirausahaan di bidang seni dan budaya kreatif. “Jadikan karya-karya seni saudara-saudara sebagai sumber inspirasi pemersatu bangsa, pemersatu suku-suku yang ada di negara kita. Jadikan karya-karya seni seagai sumber energi kemajuan peradaban bangsa Indonesia,” pungkasnya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *