SINGARAJA, BALIPOST.com – Warga Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng beberapa hari terakhir ini dibuat heran. Ini karena, Pohon Intaran tiba-tiba terbakar dengan misterius.
Pohon itu terbakar mulai Kamis (21/6) malam hingga Jumat (22/6) malam. Warga heran karena api hanya membakar pada bagian atas pohon dengan diameter sekitar 80 centimeter itu.
Dahan dan daun pohonnya utuh tanpa bekas terbakar sedikitpun. Keanehan lain ketika api akan dipadamkan oleh petugas Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Buleleng, justru api tidak bisa dipadamkan.
Pohon intaran ini tumbuh di lahan milik Gede Serengga, warga Dusun Dauh Margi, Desa Pemaron. Lahan itu disewakan kepada seorang warga asal Dusun Lebah Siung, Desa Panji Anom, Kecamatan Sukasada. Pohon intaran dengan ketinggian sekitar 7 meter itu diketahui tumbuh sejak lama dan batanggnya rapuh.
Di bagian dalam pohon yansg sudah rapuh itu dijadikan sarang tawon dan lebah. Meski terdapat sarang tawon dan lebah, pihak yang mengontrak atau warga lain tidak berani menganggu sarang tawon dan lebah tersebut.
Seorang warga Nyoman Parna, Sabtu (23/6) menjelaskan, kejadian aneh itu diberitahu oleh tetangganya. Penasaran dengan kejadian itu, dia mendatangi lokasi. Setelah tiba warga sudah ramai mendatangi lokasi.
Arus kendaraan di jalan di Desa Baktiseraga-Desa Pemaron sempat macet karena banyaknya warga memarkir kendaraan di bahu jalan. Parna menemukan api menggumpal di atas pohon tersebut.
Dari kejauhan api hanya terlihat berupa nyala bara merah. Dia sendiri memperkirakan kalau api itu bekas orang mencari tawon atau lebah yang diketahui bersarang di batang pohon itu. Sejak ditemukan, api tidak bisa dipadamkan.
Keanehan yang dilihat dari munculnya api tersebut adalah hanya pada sastu lokasi saja pohon tersebut terbakar. Sementara, bagian atas dahan dan daun intaran masih utuh dan warnanya tetap hijau. Tidak ada tampak daun layu atau bekas terbakar api.
Bahkan, pohon yang terbakar batangnya masih berdiri kokoh. “Pada Kamis (21/6) sekitar pukul 23.00 wita api itu sudah muncul dan sempat dipadmakan oleh petugas damkar, tapi gagal. Padahal petugas menyemprotkan air sampai satu tangki. Bara itu tetap menyala smapai tengah malam dan pada Jumat (22/6) malam apinya kembali menyala dan ini sangat aneh dan jarang kami temukan kejadian seperti ini,” katanya.
Senada diungkapkan Dewa Ariadi yang selama ini bekerja di lahan tersebut. Dia mengaku setiap hari memelihara rumput mutiara untuk dijual dan tanaman hias. Secara pasti, dirinya tidak mengatahui sumber api tersebut
Ariadi dan warga lain tidak berani memastikan asal api yang membakar pohon tersebut. Warga meyakini kalau fenomena terbakarnya pohon intaran itu berkaitan dengan unsur niskala. “Darimana sumber apinya saya tidak tahu dan waktu banyak orang menyaksikan api sudah besar dan apa penyebab dan dari mana sumber api itu kayaknya berkaitan dengan unsurniskala,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)