SEMARAPURA, BALIPOST.com – Hujan lebat beberapa hari terakhir kerap mengguyur wilayah Kabupaten Klungkung. Fenomena alam itu telah mengundang tanah longsor dan pohon tumbang. Seperti halnya di Desa Getakan, Kecamatan Banjarangkan, Minggu (24/6).
“Longsor menutup akses jalan. Penanganan sudah dilakukan. Dibantu warga. Tidak ada korban jiwa. Pohon tumbang juga begitu,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, I Putu Widiada.
Selain di Getakan, sesuai pemetaan, bencana tersebut juga berpotensi terjadi di 22 desa lainnya, yakni untuk Kecamatan Klungkung di Desa Selisihan, Manduang, Selat, Akah, Tangkas, Kelurahan Semarapura Kangin, dan Kelurahan Semarapura Kelod Kangin. Kecamatan Banjarangkan, berpotensi di Desa Tohpati, Bungbungan, Nyalian, Tusan, Aan, dan Nyanggekan. Sementara untuk Kecamatan Dawan, berpotensi di Desa Paksebali, Gunaksa, Besan, dan Pikat. Kecamatan Nusa Penida, ada di Desa Kutampi, Batu Kandik, Bungamekar, Suana dan Pejukutan. “Daerah ini kondisi geografisnya berbukit. Berpotensi terjadinya longsor,” ungkapnya.
Selain itu, bumi serombotan juga berpotensi terkepung angin kencang, terutama pada desa di kawasan pesisir. Demikian juga dengan tsunami. Bencana banjir juga berpotensi melanda. Hanya itu lebih banyak di perkotaan. “Untuk banjir lebih banyak pada jalan. Itu berada di sekitar kota. Untuk pohon tumbang juga berpotensi,” bebernya.
Mengantisipasi adanya korban jiwa, sosialisasi ke masyarakat sudah rutin dilaksanakan. Hal ini pun diimbangi dengan pemasangan rambu di sejumlah lokasi. “Untuk imbauan sudah sering disampaikan. Pemangkasan pohon juga tetap berjalan,” tandasnya. (sosiawan/balipost)