Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengimbau semua pihak untuk menjaga kondusivitas Bali. Apapun hasil pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Bali nanti harus diterima dengan baik.

“Tidak perlu dipersoalkan panjang-panjang, apapun hasilnya. Supaya kondisi kita tetap kondusif dan kita siap menyongsong masa depan yang lebih baik,” ujarnya.

Terlebih pasca Pilgub, lanjut Pastika, akan ada hajatan besar yakni HUT RI dan IMF-World Bank Annual Meeting. Bali khususnya akan diekspose besar-besaran dengan adanya pertemuan IMF-World Bank yang akan dihadiri 189 negara dengan lebih dari 15 ribu utusan, lebih dari 50 ribu orang pengikut, dan lebih dari 5 ribu wartawan dari seluruh dunia.

Baca juga:  Desak Rita Sumbang Medali Perak Untuk Bali

Oleh karena itu, kondusivitas dan keamanan menjadi faktor yang sangat penting. Sebab, Bali juga akan membawa nama besar Indonesia. “Yang menang jangan merendahkan yang kalah dan yang kalah juga harus respek pada yang menang. Tidak perlu lagi hujat menghujat,” jelasnya.

Menurut Pastika, aspek keamanan menjadi PR utama pasangan calon terpilih berkaitan dengan hajatan IMF-World Bank Annual Meeting. Di sisi lain, Pastika mempersilakan pasangan calon terpilih untuk meneruskan dan menyempurnakan program-programnya yang masih dianggap relevan.

Saat ini, telah banyak dibicarakan mengenai revolusi industri 4.0. yang salah satunya erat berkaitan dengan digitalisasi. Perubahan yang muncul mesti disikapi agar Bali tidak terlindas dan tetap survive. “Saya juga akan urun rembug, apa sih yang akan terjadi kira-kira. Barangkali saya juga punya wawasan. Tim ahli masing-masing juga sudah ada, mari kita kaji dengan baik,” imbuh Mantan Kapolda Bali ini.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Masih Ada, Lebih Rendah dari Sehari Sebelumnya

Pastika menambahkan, persoalan kemacetan menjadi PR selanjutnya dalam lima tahun ke depan. Perlu ada simpang susun atau persimpangan tidak sebidang di sejumlah perempatan untuk mengatasinya.

Namun, solusi ini memerlukan diskusi panjang lantaran terkait dengan masalah budaya. Kemudian, pemimpin Bali ke depan juga harus memikirkan pengembangan daerah di luar Bali Selatan secara merata. Seperti Karangasem, Bangli, Tabanan, Buleleng, Jembrana dan Klungkung. “Ini belum bisa kita kemarin sepenuhnya. Dalam Bali Mandara Jilid I dan II, kita baru berusaha mengentaskan kemiskinan. Jadi kita mengurangi kantong-kantong kemiskinan yang ada di daerah-daerah itu supaya kesenjangannya tidak terlalu jauh. Bahaya untuk stabilitas daerah,” terangnya.

Baca juga:  Dari Denpasar Gelar PTM Mulai 1 Oktober hingga Wisnu Bawa Tenaya Sebut Ilegal

PR lainnya, kata Pastika, mewujudkan bandara di Bali Utara yang telah dicita-citakan lebih dari 10 tahun lalu. Pasalnya, proyek strategis ini kewenangannya tidak 100 persen ada di Pemprov Bali dan harus memperhatikan banyak aspek. Mulai dari aspek keamanan nasional hingga anggaran. Gubernur dan wakil gubernur baru juga harus bisa menjaga keamanan untuk eksistensi pariwisata.

“Aspek non fisik supaya juga tetap diperhatikan. Bali itu terkenal karena taksunya, ini juga harus terus dipertahankan,” pungkasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *