AMLAPURA, BALIPOST.com – Meningkatnya aktivitas Gunung Agung, sepanjang Kamis (28/6) kemarin, membuat warga di kaki Gunung Agung panik. Sebagian besar dari mereka memilih mengungsi ke rumah kerabat dan tempat-tempat umum yang dinilai aman. Tetapi, situasi pagi Jumat (29/6) tadi aktivitas Gunung Agung mulai landai lagi, sehingga pengungsi memilih kembali ke rumah.
Seperti pengungsi di Desa Tenganan Pagringsingan, ada sekitar 80 orang dari Tanah Aron, Desa Bhuana Giri, Bebandem. Mereka berbondong-bondong meninggalkan rumah, karena terus mendengar suara gemuruh di kaki Gunung Agung. Mereka tak berani ambil resiko bertahan tinggal di rumah di tengah situasi seperti itu. “Mereka kami arahkan di wantilan. Tetapi setelah pagi dirasa situasi cukup tenang, mereka kembali pulang,” kata Perbekel Tenganan Pagringsingan, Putu Yudiana.
Di tempat lain, pengungsi memilih bertahan. Seperti di Desa Ban, Perbekel Ban I Wayan Potag, mengatakan warga setempat belum berani pulang, khususnya warga di Banjar Dinas Pengalusan dan Banjar Dinas Cegi. Total jumlah warganya mencapai 65 KK atau 302 orang, di antaranya, anak-anak sebanyak 36 orang, lansia 14 orang dan dewasa sebanyak 252 orang.
Saat ini warga setempat sangat membutuhkan tenda, kebutuhan MCK, alas tidur, selimut, air bersih dan alat mandi, logistik dan sarana kesehatan. Warga setempat sementara mengungsi di belakang Kantor Perbekel Desa Ban. “Bantuan yang sudah ada saat ini baru berupa beras dan air minum dari BPBD,” kata Potag.
Perbekel Peringsari, Wayan Bawa mengatakan juga menerima pengungsi dari Banjar Dinas Badeg, Desa Sebudi, Kecamatan Selat. Saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan, untuk membantu menyiapkan kebutuhan logistik dan lainnya di lokasi pengungsian. Sementara jumlah pengungsi yang sudah tercatat sebanyak 15 KK terdiri dari 58 orang. Mereka di antaranya dari lansia 15 orang, anak-anak 12 orang, dewasa 30 orang dan bayi 1 orang.
BPBD Karangasem saat ini sedang berkoordinasi dengan Posko Induk Tanah Ampo, untuk mengirimkan kebutuhan logistik dan lainnya bagi pengungsi. (bagiarta/balipost)