SEMARAPURA, BALIPOST.com – Kelangkaan ayam broiler kembali terjadi di pasar Kabupaten Klungkung. Kondisi yang berlangsung sejak sepekan terakhir ini berimbas pada lonjakan harga yang cukup signifikan.
Pedagang, Ketut Pusparini menuturkan kondisi itu bukan baru terjadi. Namun sudah sejak sepekan lalu. Ayam potong benar-benar sulit didapatkan.
Kini, maksimal hanya 25 ekor. Jauh dari sebelumnya, mencari 50 sampai 100 ekor sangat mudah. “Sulit dapat ayam,” tuturnya.
Lonjakan harga menjadi tak terelakkan. Dari biasanya paling mahal Rp 25 ribu per kilo, menjadi Rp 35 ribu. Pembeli pun dibuat berkelit. Tidak sanggup membayar sebesar itu. “Orang beli jadi berpikir. Sering minta harga seperti sebelumnya,” ucapnya.
Pedagang asal Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung ini mengatakan biasanya jelang budha kliwon, penjualan mengalami lonjakan. Suasana pasar cukup ramai. “Lagi dua hari kan rahinan. Biasanya sekarang sudah ramai yang beli. Tetapi sekarang sepi,” ucapnya.
Ia yang berjualan sejak 2008 mengatakan kelangkaan kali ini menjadi yang terparah. Ia pun tak mengetahui secara pasti apa penyebabnya. Diduga akibat ada pelarangan penggunaan pakan Antibiotic Growth Promoters (AGP) dan Ractopamine. “Karena seperti itu, ayam lebih lama besarnya. Jadi berdampak ke pasokan,” terangnya.
Pedagang lain, Komang Kertiasih memilih untuk tidak menjual ayam sejak tiga hari lalu. Kelangkaan dan lesunya penjualan menjadi alasan. “Dari pada rugi, lebih baik tidak jual dulu,” sebutnya.
Sementara itu, pedagang ayam potong, Ketut Mudiasih menyebutkan kelangkaan menyebabkan penjualannya lebih prioritas untuk pelanggannya. Tak dimungkiri, kenaikan harga tak terelakkan, kisaran Rp 10 ribu per kilogram. “Biasanya dapat pasokan 20 ekor, sekarang hanya setengah. Ada yang sampai tidak dapat,” tandasnya. (Sosiawan/balipost)