DENPASAR, BALIPOST.com – Gabungan Dagang Ayam (Gada) Bali kembali mengeluhkan pasokan ayam langka. Kelangkaan ayam mulai dirasakan sejak awal Juni.
Sebelumnya pada April Gada Bali juga mengeluhkan hal yang sama. Namun kali ini kelangkaan terjadi lebih parah lagi dari sebelumnya.
Ketua Gada Bali Kadek Agus Seryawan menuturkan, pada 21 dan 22 April saat ia mengeluhkan kelangkaan ayam, sehari setelahnya ayam mulai tersedia. “Barang mulai berkecukupan dan harga turun. Sekarang ketersediaan ayam turun drastis,” ujarnya Minggu (1/7).
Ia sendiri yang memasok kebutuhan ayam 2 ton – 3 ton per hari hanya mendapatkan 20 – 30 persen atau 200 – 300 kg ayam. Sehingga pasokan ayam berkurang 70-80 persen.
Akibatnya, ia tidak bisa menyediakan pasokan bagi pelanggannya. Saat ini 90 persen anggota Gada dari 60 orang tidak bisa mengirim barang. Anggota Gada tersebar di Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan. Tidak hanya pedagang ayam, dan supplier tapi juga perusahaan kemitraan juga mengalami kendala dalam pasokan.
Padahal menurut data dari pemerintah, pasokan DOC (day old chicken) mencukupi bahkan surplus. “Namun kenyataannya di lapangan kami tidak dapat ayam,” pungkasnya.
Ia sendiri belum mengetahui pasti penyebabnya. Namun ia berharap pemerintah melibatkan Gada dalam setiap pengambilan keputusan terutama dalam pengumpulan data. Karena ia mengetahui pasti data kebutuhan ayam. Sehingga data tidak hanya berdasarkan data di hulu tapi juga di hilir. Dengan demikian, data menjadi lebih valid. Sehingga tidak akan ada lagi kekurangan atau kelebihan pasokan. (Citta Maya/balipost)