Beberapa pengunjung berdiri di atas jembatan Tukad Bangkung menikmati panorama lembah di Plaga, Badung. (BP/dok)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Rencana pembangunan kereta gantung di Desa Pelaga, Petang terus digenjot. Tahap awal, Pemerintah Kabupaten Badung, melalui Dinas Pariwisata setempat mulai melakukan feasible study (FS) proyek tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, I Made Badra, mengatakan studi kelayakan tersebut dalam proses lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP). FS megaproyek ini dianggarkan Rp 500 juta. “Kami telah menyiapkan anggaran Rp 500 juta untuk menyelesaikan studi kelayakan. Jika tidak ada aral melintang, kami targetkan pada tahun 2020 mendatang sudah masuk pengerjaan fisik,” ungkap Made Badra, Minggu (1/7).

Baca juga:  Musim Durian, Harga Tak Menentu

Menurutnya, lelang FS kali pertama gagal, kali ini pihaknya melakukan lelang kembali hingga batas waktu 9 Juli 2019 mendatang. Tahapan studi kelayakan ini akan sangat menentukan langkah berikutnya. “Jika studi kelayakan berjalan mulus, tahap berikutnya akan disiapkan Detail Engineering Design (DED) sebelumnya melangkah ke tahap pengerjaan fisik yang ditarget mulai tahun 2020,” terangnya.

Ditanya berapa anggaran proyek tersebut, pejabat asal Kuta itu mengakui tidak mau berspekulasi sebelum studi kelayakan selesai. “Kami tak mau berspekulasi mengenai kebutuhan anggaran untuk pengerjaan fisik. Tunggu saja kajiannya selesai. Baru nanti kita sampaikan berapa kebutuhan anggarannya,” tegasnya.

Baca juga:  Jembatan Gantung Blahbatuh

Disebutkan, pembangunan kereta gantung di Desa Pelaga, Kecamatan Petang dalam rangka menambah fasilitas penunjang pariwisata, khususnya di Badung Utara. Terlebih, potensi mengembangkan pariwisata Badung Utara sangat besar bila pembangunan kereta gantung terwujud. “Harapan kami tentu agar pariwisata tidak tidak hanya Badung Selatan,” ucapnya.

Lebih jauh diterangkan, rencananya terdapat tiga station sepanjang rute, yakni Jembatan Tukad Bangkung menuju ke Air Terjun Nungnung dengan panjang kurang lebih 4 km. Sehingga bila dihitung pulang pergi (PP) menjadi 8 km. “Jadi wisatawan dapat berhenti disetiap station untuk menikmati wahana. Sedangkan, pertunjukan disetiap station tengah dirancang. Kerata juga dirancang mampu menampung 100 ribu-200 ribu orang,” pungkasnya. (Parwata/balipost)

Baca juga:  Dipresentasikan, DED GOR Debes Lebihi Pagu Rp 8 Miliar

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *