Pekerja menjemur gabah di salah satu tempat penggilingan gabah. (BP/dok)

TABANAN, BALIPOST.com – Perusahaan penggilingan padi memiliki peran untuk menerima beras dari petani dan memprosesnya dari gabah menjadi beras. Sayangnya meski produksi padi besar di Tabanan, tidak semua pengusaha penggiling padi memiliki alat pengering atau dryer. Alat ini dibutuhkan untuk mengeringkan gabah saat intensitas hujan tinggi.

Salah satu pengusaha penggilingan padi Tabanan yang juga  Ketua  Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi) Bali, AA., Made Sukawetan, Senin (2/7) mengungkapkan secara umum kepemilikan mesin giling di Bali memang dalam kapasitas kecil. Umurnya juga sudah tua, sehingga beberapa tidak bekerja dengan maksimal.

Baca juga:  Musim Awal Panen Raya, Bulog Serap 35 Ribu Ton Gabah

Tidak hanya itu saja, kepemilikan pengering gabah atau dryer di kalangan usaha penggilingan juga minim. Minimnya kepemilikan alat pengering ini menyebabkan kualitas beras yang dihasilkan menjadi tidak maksimal saat musim penghujan.

“Dari segi kualitas produksi gabah yang diserap ke petani dalam kondisi yang baik. Tetapi saat musim hujan, gabah yang dihasilkan mengandung kadar air tinggi dan jika tidak dikeringkan dengan mesin, beras yang dihasilkan menjadi kuning dan pecah,” ujarnya.

Baca juga:  Produksi Beras di Klungkung Digenjot, KUD Dilibatkan Beli Gabah Petani

Ia melanjutkan saat ini jumlah anggota Perpadi yang aktif sekitar 155. Dari jumlah tersebut hanya 10 persen yang memiliki mesin dengan kapasitas besar dan memiliki pengering.

Minimnya kepemilikan mesin berkapasitas besar  dan memiliki pengering ini karena harganya mahal, bisa mencapai Rp 2 miliar. Pihak Perpadi telah berusaha meminta kepada pemerintah provinsi untuk memberikan bantuan berupa subsidi atau bantuan bentuk lain, sayangnya hingga saat ini permintaan tersebut belum terwujud. (Wira Sanjiwani/balipost)

Baca juga:  Sales Marketing Dihukum 9 Tahun
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *