AMLAPURA, BALIPOST.com – Kendati Gunung Agung kembali mengalami erupsi strombolian pada Senin (3/7) malam, yang mengakibatkan terjadinya lontaran lava pijar di puncak, akan tetapi sampai saat ini status gunung tertinggi di Bali itu masih berada di Level III ( Siaga). Status belum dinaikkan ke level IV (Awas) sebab potensi bahaya dari erupsi yang terjadi masih dalam radius masih 4 km.
Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, Senin (3/7) mengungkapkan, pasca terjadinya erupsi strambolian aktivitas vulkanik Gunung Agung relatif sempat sedikit menurun.
Akan tetapi, pada pukul 00.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita aktivitas Gunung Agung kembali meningkat. Hal itu, terlihat dengan terekamnya 10 gempa-gempa hembusan, 3 kali gempa letusan, hembusan dan tiga kali gempa low frekuensi dan terjadi dua kali gempa vulkanik yang memicu terjadi tiga kali erupsi.
Seluruh gempa-gempa yang terjadi mengindikasikan adanya pertumbuhan atau suplai magma baru di tubuh Gunung Agung. “Itu menandakan masih ada pertumbuhan magma baru dari bawah menuju permukaan,”ujarnya.
Devy menambahkan, sejauh ini Satus Gunung Agung masih berada di level III (Siaga). Kata dia, pihak dari PVMBG terus melakukan evalusi aktivitas vulkanik Gunung Agung. Dimana evalusi yang dilakukan melihat dari ancaman bahaya yang diakibatkan oleh gunun itu sendiri. Jika nantinya ancaman bahayanya melebihi 4 km, maka pihaknya pasti bakal melakukan evaluasi kembali.
“Kita melakukan evaluasi berdasarkan data-data yang berkembang yang kita peroleh dari semua alat pemantau Gunung Agung yang kita miliki. Dari seismik belum ada peningkatan amplitudo kegempaaan yang signifikan. Begitu juga dengan deformasi saat ini masih belum mengalami peningkatan yang signifikan. Kita akan pantau terus. Dan sampai saat ini status Gunung Agung masih siaga,” kata Devy Syahbana. (eka prananda/balipost)