DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Juni 2018, terjadi inflasi di Denpasar dan Singaraja, masing-masing 0,38 persen dan 0,16 persen. Terjadinya inflasi disumbang oleh kenaikan harga daging ayam ras.
Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Nyoman Subadri, SE. mengatakan, perubahan indeks harga konsumen (IHK) di Denpasar yaitu dari 129,45 pada bulan Mei menjadi 129,94 pada bulan Juni. Sedangkan perubahan IHK di Singaraja dari 140,91 pada bulan Mei menjadi 141,14.
Secara yoy, inflasi Juni 2018 dibandingkan Juni 2017 di Denpasar cukup tinggi yaitu 3,48 persen. Begitu juga inflasi Juni 2017 dibandingkan Juni 2016 mengalami inflasi 4,05 persen. Setali tiga uang dengan Singaraja, inflasi Juni 2018 dibandingkan Juni 2017 adalah 3,43 persen dan inflasi Juni 2017 dibandingkan Juni 2016 adalah 3,90 persen.
Kelompok pengeluaran terbesar penyumbang inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,25 persen di Denpasar dan 0,34 di Singaraja. Ditelisik lebih dalam, kelompok bahan makanan yang menyumbang inflasi pada bulan Juni di Denpasar adalah daging ayam ras, telur ayam ras, ikan tongkol pindang, cabai rawit, pisang.
Di Singaraja penyumbang inflasi tertinggi dari kelompok bahan makanan yaitu pisang, buncis, daging ayam kampung, daging babi, cabai rawit, telur ayam ras, kacang panjang, cumi-cumi, ketimun, udang basah, ikan ekor kuning, ikan teri segar, jeruk, salak.
Selain kelompok bahan makanan, penyumbang inflasi di Denpasar adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan juga menyumbang inflasi sebesar 0,33 persen, kelompok sandang sebesar 0,21 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,18 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,15 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,12 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami penurunan indeks atau deflasi sebesar 0,11 persen.
Di Singaraja, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,51 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,24 persen. Kelompok pengeluaran yang tercatat mengalami penurunan indeks atau deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,21 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,07 persen serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen. Kelompok kesehatan tercatat tidak mengalami perubahan indeks (tetap). (Citta Maya/balipost)