Ketua KPU Bali, Lidartawan. (BP/dok)

BANGLI, BALIPOST.com – Masa pengajuan bakal calon anggota DPRD Bangli mulai dibuka KPU Bangli, Rabu (4/7). Namun pada hari pertama, belum ada satupun parpol yang datang ke KPU untuk menyerahkan berkas pengajuan bakal calon anggota DPRD.

Ketua KPU Bangli Dewa Agung Lidartawan saat dikonfirmasi sore kemarin mengakui belum ada parpol yang memanfaatkn hari pertama pendaftaran. Menurutnya, kemungkinan parpol baru mengajukan bakal calon jelang akhir masa pendaftaran. “Sampai sore masih nihil,” terangnya.

Dijelaskan Lidartawan, sesuai revisi PKPU, seleksi terhadap bacaleg kini dilakukan oleh masing-masing parpol. Parpol juga harus membuat pernyataan tidak mengusung calon bermasalah. “Sesuai revisi PKPU, seleksi terhadap bacaleg dilakukan oleh masing-masing parpol. Kami tekankan parpol untuk tidak mencari calon yang pernah menjadi terpidana kasus tertentu seperti bandar narkoba, kasus kejahatan seksual dan korupsi,” terangnya.

Dalam pencalonan kali ini, KPU juga meminta parpol agar benar-benar memperhatikan kuota perempuan yang disyaratkan. Jika kuota ini tidak terpenuhi dalam satu dapil, maka parpol tersebut tidak bisa ikut Pemilu di Dapil tersebut.

Baca juga:  RTHK Denpasar Makin Menyempit Akibat Alih Fungsi

Dalam penempatan nomor urut, calon perempuan juga tak boleh ditempatkan dalam urutan paling bawah. Lidartawan juga mengatakan terkait surat edaran (SE) KPU No. 633 terkait rumah sakit rujukan, pada prinsipnya seluruh rumah sakit pemerintah yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan bisa mengeluarkan surat keterangan.

Soal ijazah, Lidartawan mengatakan bacaleg yang dulunya pernah bersekolah di luar wilayah, atau yang sekolahnya sudah tutup kini dimudahkan. Untuk ijazah SMA kini cukup dilegalisir oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Demikian juga ijazah perguruan tinggi, jika tempatnya kuliah sudah tutup cukup dilegalisir oleh Dirjen Dikti atau pihak Kopertis.

Sementara itu, sejumlah partai politik peserta pemilu di Kabupaten Bangli mengaku cukup kesulitan memenuhi kuota 30 persen keterwakilan perempuan. Masalahnya tak banyak perempuan yang mau terjun berkarir ke dunia politik.

Seperti yang dialami Partai Persatuan dan Keadilan Indonesia (PKPI) Kabupaten Bangli. Sehari jelang dibukanya masa pengajuan bakal calon DPRD Bangli, partai tersebut masih mencari-cari bakal calon dari unsur perempuan. “Memang agak sulit untuk mencari yang mau dijadikan bakal calon. Tapi sejauh ini untuk beberapa dapil sudah terpenuhi,” kata Ketua Pimpinan Kabupaten PKPI Bangli Wayan Wedana, Selasa (3/7).

Baca juga:  KPU Bangli Siapkan Ratusan Kotak Suara Untuk Pilgub 

Menurut Wedana, salah satu faktor penyebab sulitnya mencari bakal calon dari unsur perempuan yakni karena tidak banyak perempuan di Bangli yang berminat terjun ke politik. Banyak perempuan yang enggan berkarir di politik karena takut waktunya tersita untuk kegiatan politik.
Selain PKPI, kesulitan mencari caleg perempuan juga diakui Partai Nasdem. Ketua DPD Partai Nasdem Bangli Jero Gede Tindih mengatakan, kesulitan mencari caleg perempuan disebabkan karena masih rendahnya partisipasi perempuan dalam politik. Lebih-lebih di Bali yang masih kental dengan budaya patrilinial.

Perempuan di Bali, kata dia, cenderung memilih sebagai ibu rumah tangga dan terjun ke bisnis. Walau demikian, politisi asal Desa Songan ini mengatakan bahwa kuota perempuan sebesar 30 persen sejauh ini sudah bisa dipenuhinya. “Agak sulit, tapi sudah terpenuhi di semua dapil,” ujarnya.

Baca juga:  Cegah Alih Fungsi Sawah Bukan Tugas Petani

Berbeda dengan PKPI dan Nasdem, Partai Golkar di Bangli mengaku tidak mengalammi kesulitan sedikitpun dalam menyiapkan caleg perempuan untuk diajukan dalam pileg mendatang. Ketua Harian DPD Partai Golkar Kabupaten Bangli Nyoman Basma mengatakan sudah menjadi tradisi dari partainya selama ini untuk melakukan kaderisasi.

Sehingga, saat pencalegan Golkar tidak susah untuk memenuhi kuota perempuan. Dikatakannya, perempuan yang diajukan sebagai bakal caleg harus memenuhi persyaratan dan mengantongi sertifikat fungsionaris. “Sehingga kita tidak asal comot. Kita sudah dari awal melakukan pengkaderan perempuan sehingga tidak kesulitan,” jelasnya.

Tak jauh berbeda dengan Golkar, PDIP Bangli juga mengaku tidak mengalami masalah dalam memenuhi kuota perempuan. Ketua DPC PDIP Bangli Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan, sejauh ini pihaknya belum mengalami kesulitan. Diakuinya bahwa kader perempuan di PDIP Bangli cukup banyak tersedia. “Sudah semua terisi,” kata Sedana Arta. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *