AMLAPURA, BALIPOST.com – Sejak beberapa hari lalu Gunung Agung terus mengalami erupsi epusif maupun eksplosif yang disertai dengan lontaran lava pijar. Kondisi itu mengindikasikan bahwa saat ini gunung tertinggi di Bali itu dalam sistem terbuka.
Kepala Sub-Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, sampai detik ini aktivitas Gunung Agung masih cukup tinggi. Pada Kamis (5/7) pukul 00.47 Wita kembali mengalami erupsi dengan kolom abu mencapai ketingian 1.000 meter mengarah ke arah barat. “Letusan Gunung Agung bisa efusif disertai abu maupun eksplosif yang disertai dengan lontaran lava pijar,” ucapnya.
Devy menjelaskan, berdasarkan pemantauan terakhir, jika saat ini Gunung Agung dalam sistem terbuka. Artinya, magma yang ada di dalam kawah dengan mudah dapat naik ke permukaan.
Karena pipa magma menuju ke permukaan sudah terbuka lebar. Sebab, saat ini tidak ada lagi penghalang bagi magma untuk melaju ke permukaan. Pasalnya, sekarang ini untuk terjadinya erupsi tidak perlu lagi ada dorongan kuat dari bawah untuk penghancuran penutup agar magma bisa keluar menuju ke permukaan.
“Sekarang magma yang ingin naik ke permukaan bisa dengan mudah disertai erupsi efusif maupun eksplosif disertai lava pijar. Jadi, sekarang untuk terjadinya erupsi tidak perlu lagi menunggu adanya gempa-gempa vulkanik seperti September 2017,” jelasnya.
Bahkan ketika akan erupsi akan diawali tanda-tanda yang singkat dan bisa juga tanpa ada tanda apa-apa. “Dan erupsi ini bisa terjadi kapan saja,” tegas Devy.
Dari pemantauan lewat citra satelit, kata Devy sampai saat ini di dasar kawah juga masih terdapat material panas. Atas kondisi itu, aktivitas efusif masih terus berlangsung. Namun, intensitasnya sedikit lebih kecil dari fase erupsi strombolian pada 2 Juli. (Eka Parananda/balipost)