BANYUWANGI, BALIPOST.com – Cuaca buruk di sekitar selat Bali memicu musibah. Kapal layar motor (KLM) Mutiara rute Banyuwangi-Sapeken (Madura) dilaporkan hilang kontak sejak Rabu (4/7) siang. Setelah dua hari hilang, kapal kayu dengan 11 penumpang ini ditemukan terdampar di perairan Raas, Sumenep, Madura, Jumat (6/7) pagi. Seluruh penumpangnya selamat.
Kapal dengan nahkoda Muslimin bertolak dari Pelabuhan Boom, Banyuwangi dengan membawa sembako. Naas, sekitar 25 mil berlayar di utara Selat Bali, ombak besar menerjang.
Air laut sempat masuk ke kamar mesin. ABK sempat melaporkan kejadian ini. Namun, saat dicek oleh personel Satpolair Polres Banyuwangi, kapal tersebut sudah menghilang.
Petugas juga tak bisa menghubungi seluruh ABK. “Jadi, dilaporkan hilang kontak selama dua hari. Ternyata, ditemukan terdampar di sekitar Raas, Madura. Seluruh penumpangnya selamat,” kata Kasatpolair Polres Banyuwangi AKP Subandi, Jumat pagi.
Dijelaskan, pihaknya mendapatkan kepastian kapal tersebut terdampar setelah berkoordinasi dengan Syahbandar di Sapeken, Madura. Kondisi kapal kata Subandi selamat. Meski ada beberapa bagian yang rusak diterjang ombak perairan laut Jawa. “Jadi, kapal ini terombang-ambing selama dua hari. Akhirnya, terdampar,” jelasnya.
Menurut Subandi, kondisi gelombang di Selat Bali dan perairan laut Jawa belakangan cenderung kurang bersahabat. Sehingga, cukup membahayakan pelayaran kapal-kapal kecil.
Kapal layar motor, lanjut Subandi, biasa berlayar dari kepulauan Madura ke Banyuwangi. Warga kepulauan ini berburu sembako ke Banyuwangi, biasanya juga ke Buleleng. Dalam kondisi normal, pelayaran dari Banyuwangi ke Madura ini hanya sekitar 12 jam. Pascakejadian, petugas langsung menggelar sidak keselamatan kapal di sekitar Pantai Boom. Hasilnya, dua kapal layar ditemukan tak layak berlayar. (Budi Wiriyanto/balipost)