AMLAPURA, BALIPOST.com – Warga Banjar Pengawan, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, I Made Simpen (60) ditemukan terkulai di dasar jurang sedalam 20 meter, Jumat (6/7). Sebelumnya pihak keluarga sibuk melakukan pencarian karena sejak pagi kakek malang itu menghilang dari rumah.
Korban ditemukan tergolek di dasar jurang, di ujung areal persawahan Subak Subak Gantalan, Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem, sekitar pukul 10.00 Wita. Proses evakuasi berlangsung alot bukan hanya karena medan yang sulit, tapi juga karena kondisi korban yang memerlukan penanganan khusus.
Korban mengalami patah tulang pinggang sehingga tak bisa sembarangan diangkat. Cukup lama tubuh korban dibiarkan terkapar sampai akhirnya personil Pos SAR Karangasem tiba.
Tim SAR sendiri tidak bisa merapat cepat karena saat bersamaan sedang dikonsentrasikan di wilayah Rendang terkait peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung. Evakuasi baru dilakukan 1,5 jam setelah korban ditemukan.
Korban dievakuasi menggunakan tandu sejauh hampir 1 km menuju mobil ambulan yang menunggu di pinggir jalan umum Bebandem. Puluhan warga serta personil BPBD dan kepolisian juga ikut dalam proses evakuasi tersebut.
Jurang tempat korban ditemukan cukup jauh dari rumah korban.
Belum diketahui mengapa korban bisa begitu jauh dari kampungnya, yang jelas pihak keluarga mengatakan korban menghilang dari rumah sejak pukul 05.00 Wita. Salah seorang kerabat korban, Mangku Wayan Berata (50), pagi itu korban pergi tanpa sepengetahuan keluarga.
Pihak keluarga panik karena upaya pencarian mulanya tak membuahkan hasil. Ketika mendapat informasi bahwa korban tergeletak di dasar jurang, pihak keluarga sempat punya berfikiran buruk. ‘’Begitu dapat kabar kami langsung ke lokasi. Kemungkinan dia terpeleset ketika melintas di pematang di pinggir jurang,’’ ungkapnya.
Jika melihat posisi pematang sawah yang berada di pinggir tebing, dugaan korban terlembar ke tebing karena terpeleset memang sangat mungkin. Pihak kepolisian juga mengkonfirmasi dugaan serupa bahwa korban terjatuh akibat kelalaiannya sendiri. ‘’Korban tidak bisa langsung dievakuasi karena kondisinya tidak memungkinkan. SAR punya kemampuan untuk itu,’’ terang Humas Polres Karangasem, AKP Herson Djuanda. (kmb/balipost)