TABANAN, BALIPOST.com – I Gusti Agung Prana tutup usia di umur 70 tahun pada Jumat (6/7) pukul 23.00 Wita di RSUP Sanglah. Jenazah Gung Prana, panggilan akrabnya, disemayamkan di Jero Gede Bakungan Banjar Uma Abian Desa Peken Blayu Marga Tabanan. Upacara plebon sendiri akan berlangsung Sabtu (21/7).
Gung Prana terkenal di bidang Ekopariwisata. Salah satu keberhasilannya adalah penerapan ekopariwisata di Desa Pemuteran Buleleng. Bersama masyarakat di sana konsep ini berhasil mengangkat perekonomian warga sekaligus melestarikan alam salah satunya terumbu karang di wilayah perairan Desa Pemuteran.
Menurut anak kedua Gung Prana, I Gusti Agung Bagus Mantra (44) ditemui di rumah duka, Minggu (8/7), ayahnya sempat mendapatkan perawatan di Wings Amerta RSUP Sanglah selama tiga hari karena diabetes dan kanker getah bening. “Diabetes sudah diderita sejak bom Bali pertama tahun 2002. Kanker getah bening diketahui tahun 2009 tetapi sempat sembuh dan tidak terdeteksi. Kumat lagi tahun 2017,” ujarnya.
Selama sakit, Gung Prana tetap aktif mengabdi memperluas pengetahuannya kepada masyarakat mengenai pariwisata yang menjaga kelestarian lingkungan dan budaya. Cita-cita besarnya adalah melihat Bali menerapkan pariwisata sebagai alat utama untuk melestarikan budaya dan lingkungan.
Pariwisata yang mengajak masyarakat dan memberikan manfaat bagi masyarakat. “Jika ini diterapkan beliau percaya kelangsungan pariwisata di Bali akan berlangsung lama,” ujar Bagus Mantra.
Pariwisata Bali diharapkan tidak semata-mata mendatangkan investor besar tetapi harusnya memberdayakan masyarakat dan memberikan manfaat bagi mereka menjaga budaya dan lingkungan. Meski Gung Prana sudah tutup usia konsep pariwisata inilah yang diharapkan bisa diterapkan dan disebarkan oleh generasi muda Bali. (Wira Sanjiwani/balipost)