Pelepasan Burung Hantu jenis Tyto Alba di Banjar Soka Desa Senganan Penebel Senin (9/7). (BP/san)

TABANAN, BALIPOST.com – Sebanyak 15 ekor burung hantu jenis Tyto Alba dilepas di Subak Merta tempek Soka Candi di Banjar Soka Desa Senganan, Senin (9/7). Pelepasan burung hantu ini selain untuk melestarikan populasi Tyto alba, juga sekaligus untuk menekan populasi hama tikus, tidak saja yang ada di areal persawahan di banjar Soka Desa Senganan tetapi juga menyebar ke desa yang berada sekitarnya.

Menurut Ketua Konservasi Burung Hantu Tyto Alba Uma Wali, I Made Jonita, kegiatan pelepasan Tyto alba yang digelar Senin (9/8) adalah pelepasan yang ke empat kalinya. Pelepasan pertama hingga ke tiga dilakukan di Banjar Pagi Desa Senganan. “Kali ini kita pilih di banjar Soka,” ujarnya.

Baca juga:  Puluhan Hektar Padi di Subak Tegalalang Diserang Tikus

Dipilihnya banjar Soka tepatnya di tempek Soka Candi dikarenakan tempek seluas 88 hektar ini berbatasan langsung dengan hutan. Selain itu tempek tersebut bertempat di hulu. Diharapkan melepaskan Tyto Alba di tempek Soka Candi akan menyebarkan populasi burung ini ke desa sekitarnya seperti Desa Mengesta dan Desa Wangaya atau desa yang lebih di bawah seperti Desa Penebel dan Desa Babahan.

Kepala Dinas Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Bali, Ir. Nyoman Suastika, MSi mengatakan dari data rata-rata tercatat 900 hektar kerusakan lahan pertahian di Bali selama satu tahun karena hama tikus. Tabanan sendiri tercatat kerusakan antara 300 hingga 320 hektar per tahunnya. Lahan yang dirusak hama tikus ini biasanya menyebabkan penurunan produksi antara 10 hingga 20 persen.

Baca juga:  Luh Masri Rebut Tiket PON

Disisi lain saat ini untuk meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah Propinsi Bali sedang menekan pemakaian zat kimia pada tanaman pangan. Karenanya pihak BPTPH Bali sangat mendukung pelestarian Burung Tyto Alba yang dilaksanakan oleh Konservasi Uma Wali tersebut. “Kami sudah bekerjasama dengan Uma Wali selama dua tahun. Diharapkan pelestarian Burung Tyto Alba bisa diketoktularkan ke subak-subak maupun desa lainnya,” ujar Suastika.

Penanganan hama tikus dengan mempertahankan populasi burung Tyto Alba dinilai sangat efektif. Dimana satu burung bisa memangsa dua hingga tiga ekor tikus per hari. Dalam setahun bisa memangsa setidaknya 1300 ekor tikus. (wira sanjiwani/balipost)

Baca juga:  RSUD Klungkung Rencanakan Kenaikan Tarif Kelas VIP

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *