SINGARAJA, BALIPOST.com – Harapan petani dari kelompok subak di Desa Banjar Asem, Kecamatan Seririt, Desa Tukad Sumaga, dan Desa Tinga-Tinga, Kecamatan Gerokgak bisa menanam padi di musim kemarau ini dipastikan terwujud. Ini karena, irigasi BSa-5 di Desa Lokapaksa yang tersumbat sedimentasi dan smapah hingga belasan tahun mulai dinormalisasi.
Upaya ini dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida menggunakan mesin pompa lumpur. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bidang Irigasi dan Rawa BWS Bali-Penida Made Denny mengatakan, pengerjaan normalisasi irigasi tersebut, Rabu (11/7). Pengerjaan ini atas kesepakatan para kelian subak yang memanfaatkan irigasi BSa-5 tersebut.
Sebelum dikerjakan, BWS telah melakukan kajian teknis dan memasok peralatan dengan bantuan swadaya tenaga dari krama subak serta aparat desa. Dari pengerjaan awal, material sedimentasi yang menyumbat irigasi itu sudah mengeras. Ini karena hampir belasan tahun irigasi ini tidak pernah dinormalisasi karena ditutup dengan beton.
Sebelumnya, krama subak di Desa Banjar Asem hingga di Desa Tinga-Tinga kesulitan menanam padi. Ini karena pasokan air dari jaringan irigasi BSa-5 di Desa Lokapaksa tersumbat sampah dan sedimentasi.
Situasi ini terjadi sejak belasan tahun yang lalu. Penyumbatan terjadi karena irigasi dari jaringan pembagi air ke arah utara dengan panjang sekitar 1 kilometer ditutup dengan beton.
Di atas penutup beton itu difungsikan untuk jalan lingkungan. Karena tertutup permanen, sumbatan sampah dan sedimentasi tidak dapat dibersihkan. Puncaknya ketika musim kering, aliran air menjadi mati total.
Ratusan hektar lahan sawah tidak mendapat pasokan air dan petani terpaksa menanam palawija. Rinciannya di Desa Banjar Asem Subak Pangkung Kunyit, Tegallenga, Buluh, dan Subak Lebah. Selain itu subak di Desa Tukad Sumaga, Tinga-Tinga dan subak di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak. (Mudiarta/balipost)