TABANAN, BALIPOST.com – Faktor cuaca dengan tingkat kelembaban tinggi memicu pesatnya perkembangan serangan hama disejumlah lahan pertanian di Kabupaten Tabanan. Dari data dinas pertanian Kabupaten Tabanan, saat ini penggerek batang padi akibat bakteri dan tikus mendominasi serangan pada tanaman padi. Namun serangan organisme penggangu tanaman (OPT) tersebut tidak sampai membuat sejumlah lahan pertanian mengalami gagal panen.
Seperti yang disampaikan Koordinator POPT Kab. Tabanan, Nengah Durmita seijin Kepala Dinas Pertanian, Nyoman Budana, Kamis (12/7) ada tiga kecamatan yang lahan pertaniannya diserang hama penggerek batang, bakteri dan tikus yakni kecamatan Tabanan, Kerambitan dan Marga.
Untuk dikecamatan Kecamatan Kerambitan areal yang diserang seluas 17 hektar dengan rincian kategori ringan 11 hektar, sedang dan berat masing-masing seluas 3 hektar. Sementara dikecamatan Marga, serangan hama didominasi bakteri dengan luas serangan kategori ringan seluas 3 hektar, dan dikecamatan Tabanan serangan hama tikus seluas 3 hektar. “Gangguan hama sedikit dan sudah bisa dikendalikan, jadi tidak sampai menyebabkan gagal panen ataupun puso,” terangnya.
Mengatasi serangan hama semakin meluas, para petani setempat juga telah melakukan budidaya tanaman sehat terutama dalam pemupukan agar jangan terlalu banyak urea nya. “Itu biasanya antisipasi, disamping pengendalian hama tikus dari awal sebelum masa tanam,” ucapnya.
Terkait data serangan hama, dikatakan Durmita didapat dari laporan dari masing- masing POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) tiap dua minggu sekali. “Tetapi tiap hari direkam oleh petugas agar segera mendapatkan penanganan sampai tidak terjadi perluasan serangan, intensitas serangan sehingga perlu dikendalikan secepatnya,”pungkasnya.
Terkait serangan organisme penggangu tanaman (OPT), dikatakannya Dinas Pertanian juga terus melakukan beragam langkah untuk mengendalikan serangan tersebut. Salah satunya membantu penyediaan obat-obatan untuk pengendalian OPT. Sementara untuk tikus Durmita menghimbau petani di subak untuk melakukan sanitasi dan kebersihan lingkungan secara serentak. Sebab. Sanitasi dan lingkungan yang kotor serta rimbun dengan rerumputan menjadi tempat strategis untuk tikus berkembang biak.
‘’Setelah panen, petani biasanya melakukan tindakan sekala niskala. Yaitu melakukan persembahyangan sebelum melakukan pemasangan umpan atau kegiatan ngropyok untuk menangkap tikus,’’ tuturnya. (puspawati/balipost)