TABANAN, BALIPOST.com – Warga desa Mundeh Kangin, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan dihebohkan temuan benda menyerupai palungan zaman kuno yang diduga Sarkofagus dibawah pelinggih Puskesmas Pembantu Pakuaji, di Banjar Pakuaji.
Benda ini terkubur bersama batu permata warna merah dan hijau ikut didalam tanah yang terlihat berwarna warni mirip pecahan logam. Diperkirakan benda tersebut berumur ratusan tahun.
Kelian Dinas Banjar Pakuaji I Made Puja Astawa menjelaskan, sebelum benda itu ditemukan, di Banjar Pakuaji tengah ada proyek pembenahan gorong-gorong. Dan sebulan lalu di mulai pengerjaan dengan alat berat. Hingga akhirnya ditemukan benda tersebut. Tetapi hanya terlihat dibagian samping. Dan awalnya dikira buis beton, karena kebetulan saat pertama dirinya yang mengontrol proyek tersebut.
“Sudah sebulan lalu sebenarnya ditemukan, kami kira buis sebab kondisi tutupnya sudah patah dan berisi air sehingga tak kami hiraukan,” ungkapnya Jumat (13/7).
Namun salah satu warga I Made Pugeh yang dikenal sebagai tokoh spiritual sempat memgaku bermimpi dan curiga benda itu harus diangkat. Akhirnya pada Kamis (11/7) sore sekitar pukul 15.00 Wita, Puja Astawa diajak untuk membongkar. “Sebelum dibongkar, kami sempat ngecek karena penasaran, termasuk warga sekitar juga berdatangan ke lokasi,” ucapnya.
Pembongkaran diawali dibagian tutup saat membongkar memang sulit, sehingga pecah menjadi tiga bagian. Kemudian saat diraba oleh Puja Astawa dibagian atasnya seperti tanah tersebut tembus, sehingga pembongkaran dilanjutkan. Tanpa diduga beberapa saat kemudian warga I Made Pugeh menemukan batu mirip permata berwarna hijau berisi lubang tembus dari atas sampai bawah.
Karena penasaran, penggalian terus dilanjutkan dengan alat manual seperti linggis dan cangkul. Lagi ditemukan batu mirip permata berwarna merah diluar peti sisi kanan oleh Puja Astawa. Termasuk ditemukan 5 buah batu ukuran sekepal orang dewasa didalam benda mirip palungan itu. “Kami lihat tanah yang ada didalam dan luar peti berwarna warni, ada abu, merah seperti pecahan logam namun ketika disentuh warnanya hilang. Kondisi tanahnya juga agak lengket,” beber Puja Astawa.
Benda mirip palungan tersebut ditemukan di kedalaman 70 centimeter. Dengan panjang 1 meter, tinggi 60 centimeter, lebar bagian bawah 70 centimeter, lebar atas 71 centimeter dan berdiameter 130 centimeter. “beratnya hampir 1 ton, karena saat diangkat warga tidak kuat,” tegasnya.
Kini benda yang diperkirakan dibuat menggunakan batu paras, serta berisi hiasan tonjolan dua buah batu dibagian bawah dan atas tersebut masih diletakkan didepan pelinggih Pustu. Hanya saja dua buah batu permata tersebut masih dibawa oleh Kepala Pustu Pakuaji I Nyoman Pasek Subrata. Termasuk ditempat ditemukan benda tersebut sudah digelar upacara nebusin.
Puja Astawa menambahkan, dengan ditemukan barang tersebut, pihaknya berharap ada tindak lanjut segera dari pemerintah terutama instansi terkait, supaya tidak menyebabkan masyarakatnya resah dan berpikir terlalu mistis. Karena setelah ditemukan benda ini, ia sudah melaporkan ke Perbekel Desa Mundeh Kangin dan Bhabinkabtibmas setempat. “Saya harapkan ada tindak lanjut segera, supaya tidak membuat masyarakat kami resah,” tegasnya.
Namun ia pun memperkirakan bahwa benda tersebut adalah benda zaman kuno. Kalau dilihat dari bentuk dan foto yang ada di internet mirip Sarkofagus yakni tempat penguburan jenazah zaman dulu.
Sementara itu, Perbekel Desa Mundeh Kangin, I Nyoman Sarba Aryawijaya menjelaskan pihaknya sudah menginformasikan ke Camat Selemadeg Barat serta ke Wakil Bupati Tabanan.
Ia mengatakan ditempat ditemukan benda tersebut memang dulunya adalah kebun datar sebelum Pustu didirikan tahun 1964. Hanya saja sebelum kebun itu ada, apakah ada bangunan atau bagaimana itu tidak tahu. Konon dari informasi salah satu orang luar Banjar Pakuaji, bahwa di Banjar Pakuaji dulu sempat berdiri Kerajaan Bengai.
Sebab sekitar tahun 1975 di SDN 1 Mundeh Kangin atau berjarak sekitar 150 meter ke utara dari Pustu lokasi ditemukan benda tersebut, juga sempat ditemukan 5 buah senjata tombak zaman kuno. Saat itu ditemukan oleh siswa yang sedang kerja bhakti.
Tak hanya itu batu padas kuno ukuran 1 meter dalam jumlah banyak juga ditemukan warga di sekitaran hutan Bengai kawasan Banjar Mundeh Kawan, Desa Mundeh Kangin. Batu tersebut berserakan, ada pula kondisinya tertata mirip meja, bahkan ada yang kondisinya tertimbun. “kami juga belum tahu apa ada kaitannya, karena leluhur tidak pernah cerita bahwa dulu disini ada kerajaan. kami harap segera ada pihak terkait meneliti,”pungkasnya. (puspawati/balipost)