DENPASAR, BALIPOST.com – Penampilan The Indonesian Keroncong Center Jakarta di Kalangan Madya Mandala, Taman Budaya Bali, Sabtu (14/7) sore, membawa warna lain dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-40. Apalagi, keroncong adalah salah satu musik asli khas Indonesia yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan bangsa.

Sedikitnya ada 31 lagu yang dibawakan para penyanyi, termasuk suami-istri pendiri The Indonesian Keroncong Center, R.H. Soetomo dan Siti Budhy Hartini Soetomo. Diawali dengan lagu “Selamat Berjumpa”, melibatkan pula cucu R.H. Soetomo yang masih duduk di bangku SD. Ada pula lagu tentang Pancasila, perjuangan bangsa, Bhineka Tunggal Ika serta lagu-lagu internasional dan Mandarin.

“Semua lagu di dunia bisa diiringi keroncong. Jangan dianggap keroncong itu hanya dinyanyikan warga usia lanjut,” ujar R.H. Soetomo yang telah banyak menciptakan lagu-lagu keroncong.

Ada “Keroncong Narkoba”, untuk mendidik bangsa agar jangan sekali-kali mengkonsumsi narkoba. Kemudian, lagu “Tukang Sapu” untuk menghargai jasa para tukang sapu yang membuat kota hingga istana negara menjadi bersih, serta “Keroncong Disiplin Yo” agar disiplin dalam berlalu lintas.

Baca juga:  Kibarkan Merah Putih Terpanjang Komitmen Jaga NKRI

Pria paruh baya ini juga sempat menitikkan air mata lantaran pentas The Indonesian Keroncong Center turut disaksikan, Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin.

Mahyudin pun diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan terkait 4 pilar kebangsaan. Menurutnya, penting sekali untuk melestarikan kesenian Indonesia ditengah tantangan globalisasi saat ini. Terlebih, anak-anak muda jaman sekarang lebih menyenangi musik pop dari barat ketimbang keroncong.

“Padahal kalau kita simak musik ini indah sekali dan keroncong memiliki sejarah panjang di Indonesia. Walaupun alat musiknya diimpor dari barat tapi warna musiknya asli Indonesia. Kebudayaan inilah yang bisa kita jual kepada bangsa asing. Kebudayaan juga alat pemersatu bangsa,” katanya.

Mahyudin mengingatkan masyarakat agar jangan terpengaruh dengan kebudayaan yang tidak cocok dengan bangsa Indonesia. Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan berat terkait perbedaan paham yang melahirkan radikalisme dan terorisme.

Belum lagi masalah narkoba dan korupsi. Pentas tembang keroncong di ajang PKB diharapkan bisa lebih mempopulerkan keroncong. Disisi lain, Pemerintah harus bisa memberikan dukungan kuat dengan memberikan porsi anggaran negara untuk pelestarian budaya.

Baca juga:  Kasus COVID-19 Bali Masih Tambah 3 Digit, Korban Jiwa Sudah 3 Hari Dilaporkan

“Saya titip pada pemerintahan Jokowi dan para menterinya untuk mendorong kesenian Indonesia asli supaya lebih maju lagi di masa-masa mendatang,” tandasnya.

Putra R.H. Soetomo, Satrio Soetomo mengatakan, The Indonesian Keroncong Center didirikan pada tahun 2009 oleh sang ayah lantaran minimnya perhatian pemerintah terhadap musik keroncong. Lembaga ini khusus didirikan untuk melestarikan keroncong supaya tidak punah.

Penampilan di PKB merupakan yang ketiga kalinya, namun memang baru kali ini diminta mewakili DKI Jakarta dan dibiayai oleh pemerintah setempat. “Keroncong ini bisa masuk kepada bentuk seni musik dalam area apapun. Artinya hiburan, menjembatani misi dari pemerintah juga bisa. Ataupun melihat situasi keadaan sehari-hari lingkungan kita. Dalam hal ini, kami ikut berpartisipasi dalam menjaga perdamaian, persatuan, dan NKRI ini harus satu, tidak terpecah-pecah,” ujarnya.

Baca juga:  Asrama Sudirman Kebakaran 

Itu sebabnya, kata Satrio, tema pementasan yang diangkat adalah “Dengan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Kita Jaga Persatuan dan Kesatuan NKRI”. Untuk itu, lagu-lagu yang dibawakan sarat nilai kepahlawanan, dan lagu-lagu untuk mempersatukan Indonesia.

Pihaknya menyadari minat generasi muda memang sangat minim terhadap musik keroncong. Hal ini lantas disiasati dengan selalu menyertakan siswa SD (kali ini putra kandungnya sendiri, atau cucu R.H. Soetomo) dalam setiap pementasan. Disamping menyumbangkan CD lagu keroncong tentang kepahlawanan di Museum PETA.

“Baik itu kami tampil di Taman Ismail Marzuki, Gedung Kesenian Jakarta atau di Kemenpora, itu pasti kita ajak murid-murid SD dan mereka juga rutin berlatih musik keroncong setiap dua minggu. Kami juga merangkul mereka dengan mengajak kepala sekolah, guru-guru untuk bisa berpartisipasi mengajak murid-murid mereka untuk datang ke Graha The Indonesian Keroncong Center bernyanyi keroncong,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *