Salah satu musisi yang tampil pada event musik "Dengan Cinta" di Ryoshi House Of Jazz, Seminyak-Kuta, Sabtu (14/7) malam. (BP/win)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Peduli terhadap rasa toleransi yang belakangan ini semakin tergerus dengan isu SARA yang dibangkitkan oleh kelompok tertentu demi kepentingan politik, membuat Julien Lanes, founder Bali Sound of Peace Musik Festival tersentuh hatinya untuk membangkitkan kembali rasa toleransi melalui event musik.

Mengingat bangsa Indonesia yang begitu besar dan majemuk, rasa toleransi harus selalu terpatri di dalam jiwa setiap individu maupun kelompok masyarakat Indonesia. Melibatkan 30 musisi, event musik ini mengangkat tema “Dengan Cinta” yang digelar di Ryoshi House Of Jazz, Seminyak-Kuta, Sabtu malam (14/7).

Selain itu, event musik “Dengan Cinta” ini juga dipersembahkan bagi mereka yang mengalami penyakit kanker yang harus mendapatkan perhatian dari semua pihak.

Baca juga:  Maju Ke Seleksi Nasional, Perwakilan Bali Ikuti Penjurian Virtual AHM Best Student 2020

Julien Lanes saat di temui di Warung Kopi Bali 63, mengatakan event ini mengambil tema “Dengan Cinta” dikarenakan negeri ini sedang mengalami krisis cinta dengan suhu politik yang memanas yang terkesan cinta sudah samar.

Menurutnya, saat ini cinta hanya terkesan meminta balasan, padahal Tuhan tidak pernah meminta balasan saat mencintai umatnya dengan memberikan tempat yang indah untuk saling mencintai satu sama lain. Bahkan, isu SARA dijadikan alat kontestasi dalam politik saat ini yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI. “Melalui kegiatan ini kami ingin memberikan ruang kreatifitas kepada musisi sekaligus untuk menciptakan rasa toleransi antar umat,”tandas Julien Lanes, Sabtu (14/7) lalu.

Baca juga:  Empat Proyek Jalan Terancam Molor

Dipilihnya Bali sebagai tempat pergelaan musik ini, dikarenakan Bali sangat toleransi dan anti paham radikalisme. Bali selalu menjadi ikon tempat merajut perdamaian dan saling menghormati antar sesama. “Saya mau memperlihatkan pada anak Bangsa di tempat lain agar mencontoh Bali yang menghormati cinta dan keragaman yang ada di Indonesia tercinta ini,”imbuhnya.

Pergelaran musik ini tidak hanya tentang kepedulian para musisi tentang perdamaian dan toleransi semata, tetapi juga sebagai bentuk kepedulian kepada orang-orang yang mengalami kelainan, seperti kanker.

Baca juga:  Antisipasi Penyempitan, Muara Tukad Mati Mulai Dibangun Tanggul

Menurut Julien, orang-orang yang mengalami penyakit ini harus mendapatkan perhatian lebih dari semua kalangan, sehingga hidup mereka bisa lebih bermanfaat dengan cinta dan kasih sayang yang diberikan layaknya seperti manusia pada umumnya.

Ditambahkan, menciptakan cinta melalui musik akan lebih mudah dikarenakan musik bersifat universal. Apalagi, tidak ada manusia yang tidak suka musik dan tiap manusia mempunyai cinta dalam diri masing-masing, tinggal bagaimana membuka rasa cinta tersebut sehingga bisa diaplikasikan dalam kehidupan ini. (winata/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *