BANGLI, BALIPOST.com – Harga jeruk sejak sebulan terakhir mengalami penurunan hingga 50 persen. Hal itu diduga akibat panen raya jeruk di Kintamani bersamaan dengan daerah luar, seperti Lumajang, Jawa Timur.
Menurut petani jeruk asal Desa Mangguh, Kintamani, I Nengah Selamat, Minggu (15/7), harga jeruk mulai mengalami penurunan sejak sebulan terakhir. Kata dia, jika sebelumnya harga jeruk kisaran Rp 7 ribu sampai Rp 8 ribu, saat ini harganya hanya Rp 3.500 sampai Rp 4.000 rupiah per kg nya. “Bahkan harga jeruk sebelumnya sempat tembus Rp 10 ribu per kg. Tapi kini harganya turun,” ungkapnya.
Ia menduga turunnya harga jeruk akibat masa panen raya petani di Kintamani bersamaan dengan masa panen di luar Bali, salah satunya Lumajang, Jawa Timur. Hasil produksi yang melimpah menyebabkan penurunan harga jual.
Sebelumnya dirinya sempat memprediksi, dengan banyaknya kegiatan besar, harga jeruk akan naik. Nyatanya prediksinya meleset. “Semoga saja harga jeruk bisa secepatnya kembali membaik. Apalagi, dalam waktu dekat ada event internasional, bisa membuat petani kembali tersenyum lega dengan diikuti harga jeruk membaik,” harap Selamet.
Dikatakan hasil produksi jeruknya dijual ke luar Bali, diantaranya Jakarta, Semarang, Bandung dan Surabaya. “Pengiriman ke luar daerah tetap berjalan normal. Tapi, kalau untuk penjualan di wilayah Bali, kadang ada pengepul yang mencari langsung ke sini dan ada juga yang kita bawakan,” tandasnya. (Eka Parananda/balipost)