NEGARA, BALIPOST.com – Air laut pasang yang terjadi di pantai sekitar Gilimanuk akhir pekan lalu membuat warga terpaksa mengungsi. Permukiman warga yang berada di pinggir pantai terutama di Lingkungan Jineng Agung, posisinya kini sudah sangat dekat dengan air laut akibat abrasi. Apalagi belakangan sering terjadi angin kencang disertai ombak tinggi di perairan Gilimanuk. Dari 22 rumah yang berada di pinggir pantai itu, lima diantaranya kini parah.
Akibat air pasang akhir pekan lalu, dari puluhan warga yang tinggal di pinggir pantai yang rawan abrasi seorang warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabatnya. Warga ini tinggal sendirian di rumahnya setelah orangtuanya meninggal. Sehingga warga ini pindah tinggal bersama bibinya.
Saat air laut pasang akhir pekan lalu, air menggenangi hingga masuk di beberapa rumah warga. Kendati sudah dibentengi dengan beton-beton busi yang dulu, tidak dapat menahan. Selain air laut pasang, juga disertai dengan ombak dan angin kencang.
Selain permukiman warga, akibat genangan air laut itu juga kembali mengkikis tanah termasuk jalan umum di lingkungan tersebut. Hampir separuh kini jalan tersebut lenyap. “Sudah mulai sejak Tilem lalu, air laut pasang hingga menggenangi rumah, naik 2,4 meter” tandas Kepala Lingkungan Jineng Agung, Gede Yasa, Senin (16/7).
Menurutnya saat ini sudah ada lima rumah yang paling terdampak di Jineng Agung. Beberapa rumah yang sebelumya sudah dibentengi juga kembali terkena dampak abrasi tersebut. Lantaran air laut naik hingga ke dalam rumah. Warga saat ini masih menunggu bantuan buis-buis beton untuk dipasang. Warga menurutnya juga sudah siap untuk bergotong royong memasang benteng menggunakan buis-buis itu untuk penahan ombak sementara.
Sebelumnya, salah seorang warga di Jineng Agung, Nengah Simpen juga sudah diungsikan dan diberikan bantuan bedah rumah oleh pemerintah.
Sementara itu Lurah Gilimanuk, I Gede Wariana Prabawa mengakui kondisi wilayah Gilimanuk akibat air laut pasang belum lama ini. Separuh jalan juga sudah mulai lenyap. Menurutnya memang ada satu warga disana yang mengungsi karena tinggal sendirian. Warga tersebut saat ini tinggal bersama bibinya. Sementara itu dari prakiraan cuaca BMKG, untuk di wilayah perairan Jembrana kemarin, tinggi gelombang 1-4 meter. Selain itu juga disertai kecepatan angin 8-20 knot. (surya dharma/balipost)