Suasana di Candidasa. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Kondisi dunia pariwisata Karangasem terpuruk akibat dampak aktivitas vulkanik Gunung Agung. Namun, di Juli ini jumlah kunjungan mulai menunjukkan peningkatan.

Hal ini dikemukakan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem, I Wayan Tama. “Ya, sejak akhir Juni mulai ada peningkatan kunjungan. Saat ini tingkat hunian hotel sudah menyentuh 40 persen,” ungkapnya, Senin (16/7).

Pelaku pariwisata yang juga aktif di dunia politik ini mengakui pelaku pariwisata di Karangasem sempat dihantui kecemasan ketika Gunung Agung erupsi dengan lontaran lava pijar. Saat itu, menurut dia, sempat terjadi pembatalan pemesan kamar hotel di hampir semua hotel di Karangasem.

Baca juga:  Turun, Kunjungan Wisatawan ke Penglipuran

Meski pembatalan booking kamar hotel tidak selalu dibarengi pembatalan rencana kunjungan, namun kejadian tersebut sempat mengganggu psikologis para pelaku pariwisata termasuk pariwisata di kawasan Candidasa. Tama mengatakan Candidasa sejatinya sangat aman untuk dikunjungi dalam kondisi Gunung Agung erupsi sekalipun. Pasalnya Candidasa jauh di luar radius berbahaya yang ditetapkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Namun faktanya, saat erupsi 2 Juli lalu banyak wisatawan asing yang enggan memanfaatkan jasa akomodasi pariwisata yang tersedia di sana. “Sebagian wisatawan memang tidak membatalkan kunjungannya, tapi mereka nginapnya di Denpasar,” terangnya.

Baca juga:  Masalah Teknis, Keberangkatan Lion Air JT0805 Rute Denpasar-Surabaya Sempat Tertunda

Secara umum, lanjutnya, sektor pariwisata Karangasem di Tahun 2018 ini jauh lebih bergairah dibandingkan akhir tahun 2017. Menurut Tama, saat terjadi erupsi besar pada periode September sampai November 2017, tingkat hunian hotel jatuh hingga di bawah 10 persen. Saat itu banyak hotel yang harus berhenti beroperasi, banyak juga yang terpaksa merumahkan sebagian karyawannya.

Meski saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung belum reda, Tama cukup optimis tingkat kunjungan dan tingkat hunian hotel pada masa high season akan jauh lebih baik. Selama tiga bulan masa high season sampai awal September, tingkat hunian diperkirakan mampu menyentuh angka 60 persen. “Angka itu sudah cukup tinggi, selama ini dalam kondisi normal pun tingkat hunian hotel di Karangasem tidak pernah sampai 90 persen,” pungkasnya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Jembatan Dermaga Banjar Nyuh Nusa Penida Ambruk, Dikhawatirkan Pengaruhi Kunjungan Wisatawan
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *