Ilustrasi. (BP/dok)

Revolusi Industri ke-4 atau dikenal dengan revolusi industri 4.0 akan dijejali dengan kemajuan teknologi informasi (TI). Termasuk semua pelayanan dilakukan serbarobot.

Maka jangan heran kemajuan teknologi ini juga akan menggerus nilai-nilai luhur Pancasila di Indonesia. Begitu kita memasuki era global, saat itu kita sudah terkena perubahan. Bali adalah daerah yang paling dulu kena pengaruh global. Kedatangan wisatawan banyak membawa pengaruh global.

Namun sejatinya, karakter orang Bali tampaknya sudah biasa dengan pengaruh global yang ditandai dengan penerapan teknologi. Buktinya, Bali masih kokoh untuk sementara ini.
Kita tak boleh gegabah mengatakan Bali aman dari pengaruh global. Dipastikan ada pengaruhnya. Lihat saja contoh sederhananya rasa gotong royong masyarakatnya di perkotaan sudah mulai terkikis.

Baca juga:  Masih Rendah, Kompetensi SDM Koperasi di Level Bawah

Sikap individualistis semakin menonjol, termasuk degradasi di bidang moralnya. Dulu, orang menaruh sepeda motor di semua rumah dan depan rumah masih aman dalam waktu 1-2 minggu. Kini jangan harap, dikunci sepeda motor bisa lenyap. Barang narkoba juga deras masuk Bali dan merasuki anak mudanya. Jadilah mereka pelaku pencurian dan tindak kriminal lainnya.

Ini salah satu contoh bahwa Bali adalah wajah Indonesia. Pada era industri 4.0 nanti pengaruhnya akan lebih parah lagi. Perubahan dan tuntutan hidup membuat kita mau tak mau harus mengubah diri. Semua sendi kehidupan Pancasila akan tergerus secara perlahan. Kehidupan religius masyarakat kita akan terdampak, termasuk sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab.

Baca juga:  Tiga Maskapai Ini Ajukan Penerbangan Reguler di Bandara Ngurah Rai

Rasa persatuan jangan dilupakan dipastikan akan berubah, apalagi soal nilai-nilai demokratis di sila keempat. Nah, kalau sudah begini, apakah kita mampu mencapai sila kelima yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Untuk bisa bertahan, era ini harus menjadi milik generasi milenial Indonesia. Mereka akan menjawab tantangan dunia masa depan dengan nilai-nilai konsensus kebangsaan dan umat beragama. Dari segi ekonomi, pemerintah telah mengantisipasi kemajuan teknologi yang ditandai dengan Revolusi Industri ke-4 melalui peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan digital sebagai faktor produksi utama.

Kemandekan ekonomi 4 sampai 6 tahun yang lalu, saat ini sudah bisa dipacu dengan lebih baik. Untuk mengarusutamakan kekuatan digital bagi produktivitas masyarakat, pemerintah merencanakan elektrifikasi secara maksimal di seluruh pelosok negeri. Namun yang perlu ditekankan begaimanapun derasnya era industri 4.0, generasi milenial tidak boleh mengubah dasar negara Pancasila.

Baca juga:  Revolusi Industri 4.0 Peluang untuk ‘’Startup’’

Kita harus terus memacu pembangunan bangsa dengan tetap berlandaskan Pancasila. Pentingnya menjaga nilai-nilai luhur hubungan antarumat beragama yang rukun dan saling mengisi.

Di Indonesia juga dihidupi oleh spirit yang tumbuh dari nilai-nilai Pancasila. Dalam menghadapi perkembangan teknologi dan ekonomi pada masa datang, perlu mempertahankan komunikasi yang baik dan produktif antarumat beragama yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Salah satu kata kuncinya adalah jadilah generasi yang membangun peradaban Indonesia yang Pancasila.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *