NEGARA, BALIPOST.com – Jembatan merah yang membelah Sungai Gelar kembali bolong. Jembatan gantung dengan landasan kayu itu sebelumnya sempat diperbaiki untuk menunjang pariwisata di Lembah Merdeka, Desa Batuagung itu. Namun saat ini papan-papan kayu di beberapa titik sudah mulai bolong lagi.
Dari pengamatan Rabu (18/7), banyak kayu yang sudah mulai bolong. Bahkan diantaranya ada yang hampir satu papan bolong. Alhasil kayu pecahan digunakan melintang di lubang tersebut, fungsinya agar bisa dilewati.
Jembatan ini merupakan penghubung Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung dengan Lingkungan Munduk Waru, Kelurahan Dauhwaru. Sehingga selain untuk sarana wisata juga sering dilintasi warga di kedua dusun itu. Apalagi jalan menuju lokasi tersebut kini sudah sangat memadai.
Sebagian besar di aspal hotmix dan beberapa meter juga dirabat beton. Sehingga semakin memudahkan akses lalu lalang warga yang berada di ujung utara berbatasan dengan hutan itu.
Menurut informasi, jembatan gantung itu sejatinya baru dua tahun ini diperbaiki. Tepatnya tahun 2016 lalu.
Selain diservis cat merah, juga dibagian landasan kayu-kayunya diganti. Selain itu di bagian kanan kiri jembatan dipasangi jaring pengaman. Namun, baru dua tahun cat jembatan merah sudah memudar, juga bagian landasan banyak bolong. Kemungkinan karena kayu tidak kuat dan kurang tahan dengan cuaca, mudah keropos hingga akhirnya bolong.
Sejumlah warga yang melintas naik sepeda motor harus ekstra hati-hati melintasi papan yang bolong itu agar tak terperosok. “Khawatir juga karena yang dilintasi bolong, padahal bagus kawasan wisata alam di sini. Aliran sungai bersih dan akses sudah mulus,” tandas Adi (35), salah seorang pengunjung.
Jembatan sepanjang sekitar 30 meter dengan lebar satu meter merupakan ikon wisata di Gelar. Kendati jembatan gantung ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan pejalan kaki, namun jadi tumpuan warga sekitar.
Selain sarana pendukung untuk melihat objek alam di Sungai Gelar dan Monumen Lembah Merdeka, juga sebagai akses keluar masuk warga mencari kebutuhan sehari- hari.
Perbekel Batuagung, Ida Bagus Komang Widiarta membenarkan mulai keroposnya sejumlah landasan jembatan dari kayu itu. Memang sebelumnya sudah diperbaiki setelah lama berdiri.
Saat ini pengelolaan sifatnya swadaya warga sekitar. Sehingga ketika rusak seperti saat ini, dimana perbaikan kecil secara swadaya. Saat ini kendati ramai dikunjungi, pengelolaan belum resmi hanya sebatas swadaya warga sekitar. Seperti dari parkir kendaraan. Desa juga belum menganggarkan untuk perbaikan jembatan tersebut. (Surya Dharma/balipost)