Keragaman seperti yang kita miliki sekarang, baik dari sisi etnis, agama, bahasa, budaya dan sebagainya sejatinya adalah sebuah potensi yang bisa menciptakan kekuatan luar biasa. Sejarah telah membuktikan bagaimana ini dikelola dengan baik dan benar. Dan hasilnya adalah negara kesatuan Republik Indonesia yang tegak berdiri sampai sekarang.
Kondisi ini merupakan fakta. Fakta sebuah keberagaman itu disikapi secara bijaksana dan terarah akan menghasillan sebuah hasil optimal. Masing-masing mempunyai ciri khas dan memperkaya satu sama lain. Inilah potensi yang dimiliki oleh kita.
Namun, manakala kondisi objektif ini disikapi serta dikelola secara salah maka akan terjadi sebaliknya. Perbedaan dipandang sebagai suatu keniscayaan yang membedakan, membuat sekat, membuat serta menumbuhkan bibit konflik dan sebagainya. Ini sangat- sangat berbahaya. Ini mesti disikapi secara tegas. Bila perlu dilakukan tindakan keras.
Banyak pelajaran yang mesti kita petik hikmahnya. Dalam konteks negara, tentu kondisi Yugoslavia yang tercerai-berai merupakan salah satu contoh. Kalau mau contoh kekinian yang aktual tentu tale-nya multiras tim sepak bola Prancis yang berhasil menjadi jawara Piala Dunia 2018. Bagaimana keberagaman itu dikelola secara baik sehingga menghasilkan prestasi.
Kita sebagai bangsa Indonesia mesti melihat hal ini secara jelas. Tidak ada wilayah abu-abu. Semuanya terang benderang. Kita berbeda dan perbedaan itu boleh para founding fathers bangsa ini dijadilan sebuah kekuatan. kekuatan dahsyat untuk mengusir penjajah dan membangun bangsa ini dari nol.
Dalam konteks Bali, tentu potensi keberagaman ini jangan dijadikan perbedaan. Ada perbedaan soal tata kelola tak terjadi pada Bali yang kita lihat. Semuanya memunculkan egoisme sendiri.
Dengan berbagai kepentingan yang ada di masing-masing kabupaten dan kota. Harus disadari kepentingan bersama demi Bali jangan sifatnya parsial. Mesti komprehensif dan kolektif. Bali tentu tak boleh terjebak oleh kepentingan–kepentingan penguasanya. Harus ada ruang bagi penduduk dan rakyat Bali untuk berkontribusi membangun Bali. Keragaman potensi yang ada di tingkat kabupaten kota hendaknya diakumulasikan sebagai kekuatan untuk optimalisasi pembangunan Bali.
Keberagaman pandangan juga jangan diartikan sebagai perbedaan yang mengacu pada pro-kontra. Bukan juga dikotomi koalisi oposisi. Berbeda tetapi tetap satu tujuan demi Bali, demi NKRI. Untuk itulah, kita perlu melakukan langkah nyata untuk mengelola keragaman sebagai kekuatan.
Bersatu dalam dinamika keragaman mestinya terus disuarakan dan dijabarkan. Kita jangan terjebak ambisi segelintir orang yang ingin menghapus keberagaman, demi kepentingan–kepentingan yang tak jelas. Mestinya, kita memupuk keberagaman menjadi kekuatan dahsyat untuk berbagai tantangan negeri ini. Diperlukan komitmen dan ketegasaan pemimpin negeri ini. Yang perlu diyakini, rakyat negeri ini masih sangat loyal terhadap NKRI.