SEMARAPURA, BALIPOST.com – Cuaca buruk yang terjadi di pesisir Kepulauan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung beberapa hari terakhir tak hanya menyebabkan aktivitas penyeberangan menuju wilayah daratan terganggu. Fenomena alam tersebut juga mengancam terjadinya kerusakan pada pertanian rumput laut.
Pertanian ini masih digeluti sejumlah warga Banjar Semaya, Desa Suana. Sebelum sektor pariwisata berkembang seperti saat ini, juga sampai banjar lain, bahkan desa tetangga. Dari sisi petani, jumlah juga berkurang. Sudah banyak yang beralih ke pekerjaan lain. Ditengah semakin sedikitnya persaingan, petani masih sulit untuk tersenyum sumringah.
Budidayanya masih harus “melawan” cuaca yang tak menentu. Seperti halnya ombak besar yang menerjang beberapa hari terakhir. “Karena budidayanya tengah laut, pasti terdampak juga (ombak besar-red). Bisa berpotensi rusak,” ucap Perbekel Suana, I Putu Rai Sudarta, Senin (23/7) kemarin.
Kerusakan, sambung dia juga sangat rentan ketika ombak besar bertepatan dengan hujan yang memicu hanyutnya lumpur ke tengah laut. Selain itu juga karena suhu lingkungan yang tak menentu. “Ini cukup mempengaruhi. Kualitasnya bisa tidak bagus,” jelasnya.
Sejauh ini petani lebih banyak membudidayakan bibit. Belum ada keluhan soal kerusakan yang disampaikan ke pemerinda desa. “Keluhan belum ada disampaikan. Tetapi kalai melihat cuaca, biasanya mempengaruhi tanamannya,” kata Sudarta.
Di tengah perkembangan pariwisata, pertanian ini diinginkan bisa menggeliat. Itu dinilai mampu menjadi keunikan yang dapat disaksikan maupun dicoba oleh wisatawan. “Keinginan memang ada seperti itu. Jadi wisatawan bisa ikut menanam atau panen. Tetapi sekarang petani masih kesulitan mendapatkan bibit,” jelasnya.
Pemkab Klungkung, imbuhnya sudah mengambil langkah untuk membangkitkan pertanian yang sempat menjadi primadona sebagian besar masyarakat pesisir. Ditunjukkan dengan membuat demplot di sejumlah lokasi. “Kami berharap ini bisa membangkitkan lagi. Waktu ini sudah ada petugas yang melihat lokasi,” imbuh Sudarta.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klungkung, I Wayan Durma mengatakan cuaca buruk memang mempengaruhi budi daya rumput laut. Pembuatan demplotnya yang kedua juga belum bisa dipastikan. “Agustus ada lagi demplot. Tetapi untuk mulainya masih menunggu cuaca,” katanya.
Pejabat asal Nusa Penida ini menyatakan mengacu pada demplot pertama, hasil panennya tergolong baik. Diharapkan kedepannya bisa mengikuti. “Untuk dampak cuaca buruk ini, kami belum menerima laporam,” terangnya. (sosiawan/balipost)