SEMARAPURA, BALIPOST.com – Keluarnya surat edaran dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Benoa yang meminta semua operator/nahkoda kapal penumpang dan atau fast boat untuk menunda pelayaran selama beberapa hari akibat cuaca buruk, berimbas signifikan terhadap kunjungan wisatawan ke kepulauan Nusa Penida. Sejak adanya imbauan penundaan pelayaran tersebut kunjungan wisatawan ke Nusa Penida mengalami penurunan hingga 60 persen.
Kondisi itu diakui Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung I Nengah Sukasta, Selasa (24/7). Dijelaskan Sukasta menurunnya kunjungan wisatawan ke Nusa Penida sudah terjadi sejak lima hari terakhir.
Nusa Penida yang biasanya ramai dibanjiri wisatawan, kini sepi sejak adanya himbauan penundaan pelayaran bagi kapal penumpang dan atau fast boat. “Dampaknya luar biasa di Nusa Penida. Wisatawan tidak ada yang bisa ke sana. Karena keberangkatan boat dari pelabuhan dibatasi sekali,” terangnya.
Sukasta mengatakan berdasarkan informasi yang didapatnya dari beberapa stafnya di Nusa Penida, kondisi perairan di laut cukup normal untuk diseberangi. Dirinya pun mempertanyakan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Benoa yang kembali mengeluarkan surat imbauan penundaan pelayaran untuk yang ketigakalinya. “Memang masalah keselamatan berlayar yang paling berkuasa adalah syahbandar sesuai undang-undang. Saya tidak mau melampaui itu. Tapi yang saya permasalahkan, kondisi laut kan bagus. Kenapa kok (penundaan pelayaran) diperpanjang terus. Akibatnya fatal di Nusa Penida. Tamu sepi, pemberangkatan sembako dan lainnya menjadi terganggu, karena was-was dengan surat ini,” katanya.
Menyikapi masalah tersebut, Sukasta mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi kembali dengan instansi terkait. Pihaknya berharap imbauan terkait penundaan penyeberangan yang dikeluarkan Syahbandar dapat disesuaikan dengan kondisi riil di laut.
Jika memang kondisi dan situasi gelombang laut normal, kapal dan boat agar dipersilakan menyeberang. “Kalau bagus kenapa harus ada penundaan. Memang sih ini ramalan BMKG, saya tidak punya kemampuan untuk meramal itu. Tapi ini kondisinya di lapangan kan beda. Tidak separah yang dibayangkan,” kata Sukasta.
Ia mengatakan persoalan ini sebelumnya sudah sempat dibahas bersama syahbandar dan dinas terkait pada 21 Juli.
Terpisah Ketua PHRI Kabupaten Klungkung I Wayan Kariana juga mengakui bahwa kunjungan ke Nusa Penida mengalami penurunan signifikan sejak adanya imbauan penyeberangan bagi kapal penumpang dan/atau fast boat. Banyak wisatawan yang hendak ke Nusa Penida, Lembongan dan Jungut Batur membatalkan kunjungannya.
Dampaknya hunian hotel, restoran dan jasa transportasi turun drastis. “Mereka yang sudah booking hotel banyak yang membatalkan pesanan hotelnya,” ungkapnya.
Terkait kondisi itu pihaknya mengaku sudah melakukan upaya dengan mendatangi satuan kerja Syahbandar di Sanur. Pihak Syahbandar, kata Kariana, menjelaskan bahwa surat penundaan bukan penutupan keberangkatan fast boat.
Selama gelombang teramati boat dipersilakan menyeberang. “Namun kesimpangsiuran pemberitaan dan informasi tidak satu pintu mengakibatkan banyak wisatawan yang membatalkan kunjungan ke Nusa Penida,” katanya. (Dayu Swasrina/balipost)