SINGARAJA, BALIPOST.com – Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sejak 2014 telah memberikan perubahan dalam sistem kesehatan di Indonesia. Program JKN-KIS telah memberikan akses yang lebih besar kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Biaya pelayanan kesehatan yang tinggi menjadikan masyarakat sulit untuk mengakses pelayanan kesehatan yang baik, namun adanya program JKN-KIS dengan menggunakan sistem gotong royong telah menjadi solusi bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang lebih baik. Program ini merupakan salah satu program strategis yang dicanangkan oleh pemerintah.
Salah satu yang merasakan manfaat JKN-KIS adalah I Gusti Putu Nathakusuma (69). Ia yang merupakan peserta program JKN-KIS, sudah pensiun sejak 1 September 2005 dan kini bergabung ke Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI). Ia menderita kencing manis sejak 2011.
Pria paruh baya ini telah merasakan manfaat besar dari program mulia ini. “Saya sudah berkali-kali menggunakan fasilitas dari BPJS Kesehatan sejak masih PT. Askes (Persero) hingga saat ini saya masih rutin menggunakannya. Saya menderita kencing manis sejak tahun 2011 silam, awal mengetahui saya terkena kencing manis saat melakukan pengecekan gula darah dan hasil gula darah saya tergolong tinggi yakni 429. Kemudian saya dirujuk untuk melakukan pengecekan lanjutan di rumah sakit. Dari hasil pengecekan lab di rumah sakit, saya didiagnosa terkena kencing manis. Dari sejak itu saya rutin melakukan pengobatan setiap bulan menggunakan jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan,” tuturnya saat ditemui di kediamannya.
Menurut pensiunan Dinas Pendapatan Daerah ini, JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan sangat membantu masyarakat. “Pengalaman saya menggunakan jaminan kesehatan dari BPJS Kesehatan ini sangat banyak. Salah satunya saat ini saya rutin berobat ke fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat saya terdaftar dan diresepkan obat untuk diambil di apotek yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setiap bulan. Seluruh biaya pengobatan saya setiap bulan sepenuhnya dijamin oleh BPJS Kesehatan tanpa ada iur biaya satu rupiahpun dan saya juga rutin mengikuti kegiatan prolanis yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan di salah satu klub prolanis, sehingga gula darah saya tetap terkontrol hingga saat ini,” ungkapnya sambil tersenyum lega.
Ia bangga menjadi peserta JKN-KIS. Dengan berbekal pengalaman tersebut, Gusti dan keluarga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah yang mencanangkan program JKN-KIS, BPJS Kesehatan yang menyelenggarakan dengan baik dan Fasilitas Kesehatan yang telah melayani dengan baik pula. “Saya berterima kasih kepada BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program ini karena telah memberikan pelayanan yang sangat baik kepada saya. Saya menghimbau kepada penduduk Indonesia yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, segeralah mendaftarkan diri dan bagi perusahaan-perusahaan yang belum mendaftarkan pekerjanya, segera untuk mendaftarkan serta rutin membayar iuran setiap bulannya. Sebab, dengan iuran yang dibayarkan tersebut, dapat membantu peserta lain yang sedang sakit. Sekecil apapun yang kita berikan, itu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan, berkat BPJS Kesehatan kondisi saya sekarang semakin membaik dan saya bisa berkumpul bersama keluarga, bermain bersama cucu-cucu dengan penuh kegembiraan di masa purna bhakti saya. Semoga Program JKN-KIS ini semakin dipercaya oleh masyarakat dan tentunya semakin dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat karena banyak manfaat bagi masyarakat,” tutup pria asal Klungkung ini.
BPJS Kesehatan merupakan program pemerintah yang memiliki prinsip gotong royong, yang mana prinsip gotong royong ini adalah prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya jaminan sosial. Dari kewajiban setiap peserta membayar iuran setiap bulannya.
Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai peserta JKN-KIS, segeralah mendaftarkan diri dan keluarga karena sakit datangnya tidak dapat kita prediksi sebelumnya. Jangan sampai menyesal nantinya setelah sakit dan memerlukan biaya pelayanan kesehatan yang besar. (Adv/balipost)