SEMARAPURA, BALIPOST.com – Gelombang tinggi menerjang pesisir Klungkung, Rabu (25/7) pagi. Tingginya luapan air laut mengakibatkan hektaran lahan sawah di dua subak yakni Subak Sidayu Tempek Babakan dan Subak Lepang, Desa Takmung, Banjarangkan rusak teredam air dan tertutup pasir.

Dampaknya, petani setempat kini terancam gagal panen. Berdasarkan pantauan, lahan sawah di dua subak yang terendam air laut cukup luas. Sebagian besar lahan yang terendam air laut berisi tanaman padi yang sudah mengeluarkan bulir. Sejumlah petani yang berada di lokasi pagi kemarin tampak pasrah menyaksikan kondisi sawahnya yang tergenang air.

Salah seorang petani di Subak Lepang Mangku Made Runia mengatakan gelombang tinggi di Pantai Lepang terjadi sejak Selasa (24/7) malam. Tingginya gelombang mengakibatkan air laut naik ke daratan dan merendam lahan sawah yang ada didekat pesisir. “Ini yang paling besar. Kalau dulu-dulu tidak sampai kena sawah,” ujarnya.

Baca juga:  Imigrasi Pastikan Kepulangan 837 Delegasi WWF Aman dan Tanpa Hambatan

Dikatakan Runia, dari total 15 are luas lahan sawah miliknya, hampir seluruhnya terendam air laut. Dirinya pun mengaku tak bisa berbuat banyak selain berpasrah melihat tanaman padi miliknya yang sudah hampir panen digenangi air laut. “15 hari lagi sudah bisa dipanen. Tapi ya mau bagaimana lagi. Disemprot pakai obat tidak bisa ditolong. Kalau sudah kena air laut, tanaman rusak total,” terangnya.

Hal yang sama juga diungkapkan petani lainnya di Subak Sidayu Tempek Babakan Wayan Gangsar. Terjangan ombak mengakibatkan 80 are tanaman padinya yang sudah berumur 40 hari kini terancam gagal panen akibat tergenang air laut. Jika dihitung kerugian yang harus ditanggungnya mencapai jutaan rupiah. “Dua bulan lalu sempat ada gelombang tinggi, tapi tidak separah sekarang,” katanya.

Baca juga:  Dari Baliho Kapolda Dirusak hingga Denpasar Masuk 20 Besar Kota Penyumbang Terbanyak Kasus COVID-19

Kelian Subak Sidayu Tempek Babakan Ketut Budi mengatakan dari 11 hektar total luas lahan sawah di wilayah subaknya, yang kondisinya terendam air laut sekitar 5 hektar. Selain tanaman padi, lahan sawah milik petani yang terendam air ada yang berisi tanaman jagung. Untuk menyelamatkan tanaman padi yang terendam air laut dari ancaman gagal panen, dirinya bersama petani lainnya akan mencoba mengairi lahan dengan air sungai. “Tapi kalau gelombangnya terus menerus seperti ini, rugi juga. Percuma kita masukan air sungai ke sawah,” kata Budi.

Selain tanaman padi milik petani, tanaman padi milik Kodim Klungkung di areal Subak Sidayu juga menjadi korban gelombang pasang. Danramil 1610/02 Banjarangkan Kapten Ketut Suwarta didampingi Babinsa Takmung Sertu Yulianta mengatakan dari total 26 are lahan padi yang ditanam sebagai percontohan, sebagian diantaranya kondisinya kini terendam air laut. Bahkan tanaman padi yang berada paling dekat dengan pesisir banyak yang tertimbun pasir. Dikatakan Suwarta usia tanaman padi milik Kodim yang terendam kena air laut sekitar 64 hari.

Baca juga:  Hasil Pendataan, Segini Lahan Rusak di Songan Akibat Banjir Bandang

Sementara itu terpisah Perbekel Takmung Nyoman Mudita mengatakan menyikapi banyaknya sawah yang terendam air laut akibat gelombang pasang, pihaknya akan segera berkoordinasi dngan instansi terkait. Di sekitar lahan yang terendam nantinya akan dibuatkan saluran irigasi untuk pembuangan air. “Gelombang tinggi seperti ini sudah sering terjadi. Ini yang ketiga kalinya,”kata Mudita. (dayu rina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *