BANGLI, BALIPOST.com – Kebakaran tejadi di Jalan Brigjen Ngurah Rai tepatnya di sebalah Utara Surya Mas Optikal, Kelurahan, Kawan, Bangli, Kamis (25/7). Sebuah dapur milik Pande Ketut Sukari ludes dilahap si jago merah. Atas kejadian tersebut, kerugian material yang ditimbulkan mencapai puluhan juta rupiah.
Berdasarkan pantauan dilokasi kejadian, peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 12.45 Wita. Untuk memadamkan kobaran api, dua unit mobil pemdam kebakaran milik Pemda Bangli terjun ke lokasi untuk membantu proses pemadaman.
Adik Kandung pemilik Rumah, I Nyoman Suara mengungkapkan, sebelum kebakaran kakaknya sedang menggoreng dangin ayam untuk di jual di senggol di sebelah timur Lapangan Kapten Mudita.
Kata dia, kebakaran dipicu kobaran api dari tungku. Sebab, saat minyak goreng panas di penggorengan kakaknya langsung menaruh daging basah ke dalam penggorengan, sehingga membuat api besar karena kena percikan minyak goreng yang panas dan api membesar terus melalap plafon yang ada di atas tungku.
“Karena yang ada diatas tungku ada bahan yang mudah terbakar. Disamping tungku juga terdapat papah nyuh (daun kepala kering red), makanya api cepat membesar,”ucapnya.
Dia menambahkan, kejadian itu membuat sejumlah peralatan dapur yang berada di dalam hampir semuanya ludes terbakar. Kata dia, untuk memadamkan kobaran apa dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pengkab Bangli terjun kelokasi. “Api baru bisa dipadamkan sekitar 30 menit. Atas kejadian ini kerugian material diperkirakan mencapai puluhan juta,”paparnya.
Sementara itu, Pande Ketut Sukari menjelaskan, jika saat itu dirinya sedang memasak daging ayam untuk di jual ke senggol. Jelas dia, ketika ada besar dirinya langsung keluar untuk menyelamatkan diri dan meminta pertolongan dengan keluarga lainnya. “Saya sempat mau menyiram, tapi tidak berani karena takut apai akan bertambah besar,” ucapnya.
Meskipun dilanda musibah, akan tetapi dirinya bakal tetap akan berjulan ke senggol. Pasalnya, sebagian makan yang telah dimasak sebelum kebakaran sudah jadi dan siap untuk di jual. “Saya tetap berdagang,”papar Sukari. (eka prananda/balipost)