JAKARTA, BALIPOST.com – DPR RI akan menggelar dua event internasional di Bali pada September. Dua acara tersebut dilaksanakan dalam satu pekan penuh.
Melalui Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI kembali menggagas Forum Parlemen Dunia untuk Pembangunan Berkelanjutan atau World Parliamentary Forum on Sustainable Development (WPFSD). Kegiatan ini diselenggafakan pada 12-13 September 2018. “Forum ini diselenggarakan DPR RI sebagai forum yang kedua kalinya dan akan mengundang puluhan negara untuk membicarakan tentang SDGs terutama goal ke-7 terkait penyediaan energi bersih dan terbarukan,” kata Fadli dalam Embassy Briefing di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (25/7).
Fadli menjelaskan forum ini bertujuan untuk merangkul parlemen negara-negara sahabat bersama-sama membahas isu global, termasuk agenda 2030. Forum kali ini mengangkat tema “Partnership Towards Sustainable Energiers for All” dan akan diselenggarakan di Bali pada 12-13 September 2018 mendatang.
Fadli menjelaskan ketahanan energi sangat vital dan penting bagi masyarakat global, karena itu dibutuhkan kebijakan energi yang berkelanjutan. Mengingat, 70 persen kebutuhan energi global masih dipasok oleh energi fosil, seperti minyak, gas dan batu bara yang jumlahnya semakin lama semakin terbatas. “Kita tidak mungkin hidup tanpa energi yang sustainable. Karena itu kita berharap terjadi diskusi dan dialog yang konstruktif dalam forum tersebut,” terang Wakil Ketua Koordinator Bidang Politik dan Keamanan ini.
Setelah pelaksanaan WPFSD, dua hari kemudian, pada 15-17 September 2018, parlemen Indonesia juga menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara anggota Mikta (Meksiko, Indonesia, Korea, Turki, Australia) di Bali untuk membahas berbagai agenda penting. Fadli mengatakan, pemilihan Bali untuk acara tersebut dilakukan dengan pertimbangan keamanan dan berbagai pettimbangan lain. “Jadi kami pusatkan dua acara itu di Bali, biar efesien juga. Ini jadi dua rangkaian kegiatan,” terang Fadli yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra.
Senada, Ketua BKSAP DPR RI Nurhayati Ali Assegaf mengatakan energi kerap kali menjadi isu sensitif bagi stabilitas dan keamanan global. Menurutnya, kebutuhan akan energi mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia serta produktivitas masyarakat global. “Seperti kita ketahui, pertumbuhan ekonomi kita selalu terganggu dengan naik turunnya harga minyak mentah dunia, sehingga kita harus memfokuskan bahwa energi berkelanjutan menjadi prioritas bersama,” jelas Nurhayati. (Hardianto/balipost)