Gelombang tinggi di Pantai Yeh Gangga, Tabanan. (BP/san)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gelombang Tinggi air laut yang menerjang pesisir pantai di Bali terjadi beberapa hari belakangan ini. Tidak hanya merusak beberapa fasilitas pesisir, gelombang tinggi mempengaruhi penyeberangan dari dan ke Nusa Penida.

Bahkan, penyeberangan dengan menggunakan speed boat di tutup. Prakirawati BBMKG Wilayah III Denpasar, Kadek Setiya Wati, menjelaskan ada dua hal yang perlu diperhatikan saat terjadinya gelombang tinggi di pesisir pantai, yakni interaksi udara dan laut.

Menurutnya, tinggi gelombang tidak hanya disebabkan karena angin semata, namun ada juga akibat dari penjalaran gelombang dari tempat lain. Penjalaran gelombang ini biasa disebut dengan swell. “Bisa jadi kecepatan anginnya normal, tetapi kondisi gelombangnya tinggi. Hal ini akibat penjalaran gelombang dari satu tempat, sehingga penjalaran itu mencapai ribuan kilo serta mempengaruhi kondisi di sekitar,” tandas Kadek Setiya Wati saat dikonfirmasi, Kamis (26/7).

Baca juga:  Antisipasi Lonjakan, Empat Ruangan RSUD Karangasem Disiapkan Untuk Pasien Covid-19

Dijelaskan, penjalaran gelombang yang terjadi berasal dari sebelah selatan Australia dan kemudian memberi dampak sebelah barat Australia, lalu menjalar hingga ke utara, dan akhirnya berdampak di sekitar Jawa Timur dan Bali. Kondisi tekanan tinggi yang bertahan di Samudra Hindia (barat Australia) atau disebut dengan istilah mascarene high memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Indonesia.

Hal ini dikarenakan kecepatan angin yang tinggi di sekitar wilayah kejadian mascarene high di Samudra Hindia (barat Australia) dan terjadinya swell/alun yang dibangkitkan oleh mascarane high menjalar hingga wilayah Perairan Barat Sumatra, Selatan Jawa hingga Perairan Sumba. “Kondisi inilah yang berdampak pada peningkatan tinggi gelombang hingga berkisar 4.0 – 6.0 meter di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara,” ujarnya.

Baca juga:  Ditangkap di Depan Kantor PDIP, Pria Israel Digiring ke LP Kerobokan

Berdasarkan dari model prakiraan tinggi gelombang BMKG, gelombang dengan tinggi 2 meter atau lebih masih akan terjadi hingga satu minggu ke depan. “Informasi dan data akan terus kami update, jika terdapat perubahan maka akan segera diinformasikan kepada masyarakat,” tukasnya.

Pihaknya menghimbau kepada masyarakat pesisir dan nelayan agar tetap waspada terhadap gelombang tinggi hang terjadi dan tetap mengikuti informasi yang dikeluarkan BMKG. (Winatha/balipost)

Baca juga:  Gali Potensi Wirausaha Muda, "Youth Sociopreneur Initiative" Digelar
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *