Kondisi penyengker dan apit surang Pura Bedugul Serason yang hancur berantakan. (BP/

TABANAN, BALIPOST.com – Kasus perusakan tempat suci terjadi di wilayah hukum Polsek Penebel. Penyengker dan apit surang Pura Bedugul Subak Serason, Banjar Serason, Desa Pitra, Kecamatan Penebel dirusak orang tak dikenal, dan diketahui Kamis (26/7) sekitar pukul 07.00 wita.

Bahkan kondisi penyengker dan apit surang hancur berantakan. Hingga saat ini belum diketahui siapa pelakunya.

Dari informasi yang dihimpun dihimpun, kerusakan pertama kali dilihat saksi I Ketut Suwirka seorang pengembala itik asal Banjar Pemanis Kelod, Biaung yang tengah berjalan di jalan subak hendak mengembalakan itiknya. Sampai di depan Pura Bedugul dirinya justru kaget melihat ada seorang wanita yang dipanggil Bu Sri mendorong apit surang (Gapura) pura Bedugul Serasan hingga roboh. Selain itu saksi juga melihat seluruh penyengker pura sudah roboh berantakan di pelataran pura.

Baca juga:  Film Bali: Beats of Paradise Diharap Genjot Kunjungan Wisman

Melihat hal itu, saksi kemudian memberi tahu pekaseh Subak Serason I Made Kuta Arjaya (55). Pekaseh langsung ke lokasi dan menemukan seluruh penyengker dan apit surang pura Bedugul sudah roboh.

Dari perhitungan yang dilakukan akibat perusakan penyengker dan apit surang menyebabkan petani subak serason mengalami  kerugian sekitar Rp 50 Juta. Selanjutnya kasus tersebut dilaporkan ke Polsek Penebel.

Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan pengerusakan Pura Bedugul Subak Serason. Dan dirinya mengatakan saat ini masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi di lapangan. Terkait adanya dugaan, perusakan tersebut karena ada sengketa lahan, Mastra mengaku masih melakukan penyelidikan di lapangan.

Baca juga:  Setahun Lebih Proses Pemilihan, Dirut BPD Bali Akhirnya Ditetapkan

Pihaknya juga mengecek status tanah tersebut termasuk kemungkinan ada perjanjian untuk penggunaan lahan. Terkait dugaan pelakunya adalah pemilik lahan yang dilihat saksi merobohkan apit surang (Bu Sri, red), Mastra mengaku masih belum bisa memastikan. “Kami masih lakukan penyelidikan, memang informasi di lapangan ada dua orang yang diduga melakukan perusakan tersebut,” jelasnya. (puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *