Kapal-kapal menunggu giliran untuk lego jangkar di Pelabuhan Padangbai. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Cuaca buruk dan gelombang tinggi mempengaruhi aktivitas penyebrangan di Pelabuhan Padangbai dalam sepekan terakhir. Aktivitas dermaga buka-tutup, sempat membuat kapal-kapal ferry menumpuk di Teluk Labuan Amuk, dekat pelabuhan. Tetapi, sejak Kamis (26/7), aktivitas penyebrangan mulai berangsur-angsur normal. Sejak pagi sampai sore, sudah ada 8 trip penyebrangan kapal ferry.

Manajer Operasional ASDP Indonesia Ferry Padangbai, I Wayan Rosta, mengatakan, sejak dua dermaga sudah efektif melakukan bongkar muat kapal. Sehingga, trip penyebrangan juga bisa bergerak lebih cepat. “Sekarang sudah lancar, kita sudah (efektifkan) 2 dermaga. Sampai saat ini sudah 8 trip keberangkatan,” kata Rosta.

Cuaca di sekitar dermaga juga cukup kondusif. Bahkan, mendekati normal. Jika situasi bisa semakin membaik seperti ini, maka dalam sehari atau 24 jam nanti bisa normal menjadi 16 trip. Capaian delapan trip sampai pukul 16.00 wita, setelah dilakukan percepatan bongkar muat, agar antrean kendaraan bisa terurai. Ini jauh lebih baik dari sehari sebelumnya, dimana sejak Selasa (24/7) pukul 22.00 wita sampai Rabu (25/7) pukul 14.00 wita hanya ada lima kapal yang berangkat. ‘’Cuaca saat itu tidak bersahabat, kita tak berani ambil resiko,’’ ungkapnya.

Baca juga:  Jelang WSBK Mandalika, Penyeberangan Padangbai Belum Tunjukkan Kenaikan

Para calon penumpang terutama sopir truk sembako, saat penyebrangan masih ditutup hanya bisa pasrah. Beberapa sopir yang sepertinya sudah bosan, bahkan sempat terlibat adu mulut dengan petugas pelabuhan karena urusan tiket. Sopir truk, IB Putra Susila, yang mengangkut buah apel, mengaku sudah ngantre sejak Selasa sore. ‘’Kalau sampai tiga harian begini, apel impor yang saya angkut mungkin sudah busuk,’’ keluhnya.

Sementara itu, belasan kapal ferry sejak pagi sudah antre di Teluk Labuan Amuk. Nahkoda kapal menunggu giliran untuk bisa lego jangkar di Dermaga I maupun II Pelabuhan Padangbai. Deretan kapal ini nampak jelas, dilihat dari Pelabuhan Tanah Ampo, Manggis. “Situasi seperti ini sudah terjadi sejak 21 Juli lalu,” kata seorang warga yang tiap hari memancing di Dermaga Tanah Ampo, Wayan Darma.

Baca juga:  Dua Kabupaten Ini, Prevalensi Stuntingnya Tertinggi di Bali

Kapal-kapal ini datang dari Pelabuhan Lembar, Lombok. Para nahkoda di kapal tersebut, mesti bersabar untuk bisa bongkar muat.

Disisi lain, untuk aktivitas penyebrangan Dermaga Rakyat Padangbai, diputuskan tetap ditunda sampai 29 Juli nanti. Peringatan ini disampaikan kepada para nahkoda kapal berkecepatan tinggi atau fast boat. KSOP Kelas IV Padangbai meminta nahkoda kapal agar menunda keberangkatan fast boat dari Dermaga Rakyat Padangbai menuju Gili Trawangan maupun Nusa Penida.Penundaan diminta sampai 29 Juli, sambil menunggu cuaca terus membaik. Penundaan keberangkatan bagi fast boat merupakan sudah yang ketiga kalinya, selama cuaca buruk gelombang tinggi disertai angin kencang ini.

Baca juga:  Ambil Sabu di Tembok ATM, Dony Diadili

Sebelumnya, langkah serupa juga diambil pada 20 Juli lalu, dengan memperpanjang penutupan Dermaga Rakyat Padangbai sampai Rabu (25/7). Kondisi cuaca yang memicu gelombang tinggi di perairan Selat Lombok masih menjadi alasannya. Dengan penutupan itu maka dipastikan tidak ada aktivitas penyeberangan fast boat dari Padangbai ke Pulau Gili Trawangan, Lombok Utara.

Sebelumnya KSOP Padangbai menerbitkan rekomendasi serupa per 19 Juli lalu. Sementara Pelabuhan Padangbai yang masih buka tutup, masih menimbulkan antrian truk-truk hingga keluar pelabuhan. Tetapi, kali ini tidak separah sebelumnya, yang menimbulkan kemacetan hingga ke wilayah Yeh Malet, bahkan Gunaksa Klungkung.  (bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *