AMLAPURA, BALIPOST.com – Cuaca buruk yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini sempat menimbulkan kekhawatiran dalam pelaksanaan Tulamben Jukung Race. Syukur, lomba yang dilaksanakan di Pantai Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, Jumat (27/7) tak hanya berjalan lancar tapi juga mampu menarik minat wisatawan.
“Lautnya landai, kondisi ombak sangat mendukung. Lomba berjalan lancar tanpa hambatan cuaca,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Karangasem, I Wayan Astika.
Lomba Jukung Race merupakan salah satu kegiatan dalam Festival Pesona Tulamen yang diarahkan untuk meningkatkan gairah sektor pariwisata di Kecamatan Kubu dan Kabupaten Karangasem secara umum.
Festival Pesona Tulamben dilaksanakan sampai Minggu (29/7), juga menampilkan beragam kuliner khas Karangasem, atraksi seni budaya. Pada malam hari dilaksanakan parade budaya yang menampilkan beragam potensi seni dan budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat. Pelaksanaan kali ini sudah merupakan yang kedua kalinya.
Untuk Jukung Race, melombakan jenis jukung tradisional dengan 100 perserta dan 50 jukung. Jukung race merupakan lomba kecepatan dengan menggunakan biduk ataupun layar sebagai tenaga pendorongnya.
Melalui pertarungan yang sengit, I Ketut Budi dari Kelompok Nelayan Mina Bahari keluar sebagai juara pertama disusul Gede Selamat dari Mina Segara sebagai juara kedua dan Ni Nengah Takur dari Penyimpenan sebagai juara ketiga.
Cukup banyak wisatawan asing yang menonton lomba adu cepat jukung nelayan tersebut. Salah satunya seorang bule yang menginap di salah satu vila di wilayah Banjar Batudawa, Tulamben.
Bule itu antusias menyaksikan Jukung Race karena dinilai sangat unik dan tentunya menarik. ‘’Saya sengaja datang ke sini (Pantai Tulamben) untuk jukung race ini,’’ ungkapnya dengan Bahasa Indonesia seadanya.
Kadis Pariwisata Wayan Astika mengatakan Festival Pesona Tulamben diselenggarakan bekerjasama dengan Pemerintah Desa Tulamben. Event tersebut dikemas dalam bentuk pesta rakyat yang menampilkan potensi Tulamben dan sekitarnya.
Menampilkan aktivitas bahari para nelayan dan kegiatan pelestarian terumbu karang. Ada juga kegiatan edukatif melibatkan para siwasa se-Kubu berupa kegiatan yang menggugah rasa cinta pada lingkungan.
Festival Pesona Tulamben juga sebagai salah satu upaya recovery pariwisata Karangasem pasca-aktivitas Gunung Agung. ‘’Bahwa Tulemben tak hanya memiliki potensi alam bawah laut, meelalui event ini kita ingin publik mengenal Tulamben lebih dari sekedar itu,’’ jelasnya.
Senada dengan Astika, tokoh-tokoh masyarakat Tulamben juga menilai Festival Pesona Tulamben menjadi salah satu sarana untuk mensosialisasikan potensi Tulamben kepada masyarakat luas. Bendesa Adat Beluhu, I Komang Sartika, mengakui Kecamatan Kubu termasuk Tulamben punya potensi galian C namun cukup banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata. ‘’Kita ingin sektor pariwisata kembali menggeliat karena sangat berpengaruh terhadap perputaran ekonomi masyarakat,’’ katanya. (kmb/balipost)