SEMARAPURA, BALIPOST.com – Cuaca buruk yang melanda laut sejak beberapa hari terakhir tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas pemindangan ikan di Sentra Pemindangan Kusamba. Meski nelayan lokal di pesisir Klungkung absen melaut selama beberapa hari, aktivitas pemindangan tetap berjalan normal.

Seperti yang terlihat Jumat (27/7). Beberapa orang buruh pemindang ikan nampak sibuk bekerja mengolah ikan-ikan segar di kios masing-masing.

Ikan diolah dengan memasukannya ke dalam keranjang lalu dibumbui garam sebelum kemudian direbus. Jenis ikan yang diolah berupa ikan tongkol dengan ukuran sedang.

Baca juga:  Nilai Tukar Petani Bali Kembali Turun

Salah seorang buruh pemindang ikan Kadek Rus mengakui, aktivitas pemindangan di Sentra Pemindangan Kusamba selama ini tetap berjalan seperti biasa. Meskipun cuaca di laut sejak beberapa hari terakhir buruk hingga membuat banyak nelayan tak berani melaut.

Dikatakannya, untuk memproduksi pindang, tidak selalu mengandalkan hasil tangkapan nelayan local. Bahan baku ikan selama ini banyak didatangkan dari luar, seperti daerah Amed dan Seraya Karangasem, dan dari Nusa Penida. “Kadang juga didatangkan dari Benoa. Jadi pemindangan bisa tetap jalan,” ujarnya.

Baca juga:  ADB Pangkas Perkiraan Pertumbuhan Negara Berkembang di Asia

Dalam sehari, dirinya bersama beberapa buruh pemindang lain di tempatnya bekerja biasa memproduksi pindang hingga 400 keranjang. Bahkan jika pasokan ikan melimpah, produksi pindang bisa lebih dari itu.

Hal yang sama juga diungkapkan buruh pemindang ikan lainnya, Dewa Ayu Reni. Cuaca buruk yang terjadi belakangan ini tidak berpengaruh terhadap aktifitas pemindangan ikan di Kusamba. Sebab meski pasokan dari nelayan lokal saat ini sangat minim, namun bahan baku ikan segar masih bisa dipasok oleh pengusaha pemindangan dari nelayan di luar Klungkung. “Selalu ada saja pasokan ikan dari Karangasem,” ujarnya.

Baca juga:  Gelombang Tinggi, Nelayan Kusamba Jauhkan Perahu dari Bibir Pantai

Namun demikian karena pasokan ikan saat ini tidak begitu banyak, harganya sedikit mengalami kenaikan menjadi Rp 5.000 per ekor. “Kalau pasokannya banyak, biasanya satu ekornya harganya Rp 4 ribu,” ujarnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *